Menyekolahkan anak hingga ke universitas terbaik di luar negeri merupakan impian setiap keluarga. Dengan mendapatkan pendidikan terbaik, sang anak dapat mempersiapkan diri menghadapi era persaingan dan globalisasi. Namun tentu saja, untuk bisa menempuh pendidikan luar negeri tidak mudah juga tidak murah. Persiapan perlu dilakukan sejak dini agar bisa berhasil. Apakah anda sudah Siap?
Mempersiapkan pendidikan luar negeri memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan tujuan keuangan lainnya seperti persiapan pensiun dan perumahan dan lainnya. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain:
1. Mata uang yang berbeda
Kuliah dan hidup di luar negeri tentu harus dibiayai dengan mata uang negara yang bersangkutan pula. Umumnya mata uang yang digunakan ada US Dollar. Dengan mata uang yang berbeda, perencanaan pendidikan juga terpapar pada risiko perubahan nilai tukar kurs. Jika kita mempersiapkan kebutuhan dalam mata uang lokal yaitu Rupiah dan terjadi gejolak kurs yang signifikan pada saat dana tersebut akan digunakan, maka pendidikan luar negeri hanya tinggal impian.
2. Ekspektasi Return yang Berbeda
Dalam investasi dikenal suku bunga bebas risiko (Risk Free Rate). Umumnya suku bunga bebas risiko dikeluarkan oleh Bank Sentral suatu negara dan menjadi acuan besaran suku bunga deposito yang bisa diperoleh. Dengan BI Rate sebesar 5.75%, umumnya ekspektasi investor akan tingkat return reksa dana saham di Indonesia adalah berkisar antara 15-20%. Dengan Fed Fund Rate sebesar 0.75%, tentu ekspektasi tingkat return reksa dana saham dalam mata uang USD paling berkisar antara 8% – 12%. Dengan tingkat return yang kecil, tentu dibutuhkan jumlah dana yang semakin besar untuk mempersiapkan rencana. Belum lagi risiko fluktuasi harga saham yang harus ditanggung investor untuk menyiapkan pendidikan anak yang mau tidak mau harus tercapai.
3. Tingkat Inflasi yang lebih tinggi
Salah satu kesamaan antara negara berkembang seperti Indonesia dan negara maju seperti USA adalah tingkat inflasi pendidikan lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi secara umum. Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh Departemen Pendidikan di USA, rata-rata tingkat inflasi pendidikan mencapai lebih dari 5% dalam 10 tahun terakhir. Angka ini tentu amat besar jika dibandingkan dengan Risk Free Rate USD saat ini yang sebesar 0.75%. Sebagai informasi, biaya pendidikan termasuk biaya hidup per tahun sebagai berikut:
Tahun | Median (50th percen-tile) | 75th per- centile | 90th per- centile |
2000-01 | 22,493 | 27,430 | 32,659 |
2005-06 | 29,497 | 35,918 | 41,707 |
2007-08 | 32,902 | 41,000 | 46,204 |
2008-09 | 34,805 | 43,246 | 48,524 |
2009-10 | 36,550 | 44,895 | 50,297 |
2010-11 | 38,063 | 46,737 | 52,229 |
Rata-rata Kenaikan Per Tahun | 5.40% | 5.47% | 4.81% |
Sumber: National Center For Education Statistic USA, diolah |
Bagaimana menyiapkan pendidikan luar negeri?
Dengan menggunakan statistik di atas, maka kebutuhan per tahun untuk pendidikan di AS mencapai USD 38.000 – USD 52.000 per tahun. Dengan asumsi kuliah selama 4 tahun, maka jumlah dana yang dibutuhkan untuk menyekolahkan anak hingga lulus mencapai USD 152.000 – USD 208.000, atau antara Rp 1,5 M – 2 M jika dirupiahkan. Suatu jumlah yang tidak kecil, apalagi angka tersebut masih belum mempertimbangkan tingkat inflasi sebesar 5% per tahun atau menjadi dua kali lipat setelah 14 tahun-an.
Dengan asumsi kenaikan sebesar 5% setiap tahun, maka diperkirakan 10 tahun yang akan datang kebutuhan untuk pendidikan luar negeri akan mencapai sekitar USD 250rb – USD 340rb USD. Dengan mengandalkan tingkat deposito dollar yang hanya berkisar di nol koma sekian persen tentu amat sulit. Kecuali sudah memiliki kekayaan yang cukup, investor mau tidak mau harus melakukan investasi untuk bisa mencapai kebutuhan tersebut.
Menyiapkan Rencana Pendidikan Luar Negeri Dengan Reksa Dana Dollar
Jika investasi dilakukan dalam reksa dana berdenominasi Rupiah yang memiliki ekspektasi tingkat return lebih tinggi dibandingkan mata uang USD, tentu investor bisa mencapai tujuan lebih cepat. Namun jika kita melihat tingkat Rupiah yang melemah dari level Rp 9000 ke level Rp 9500 – 9700, tentu ada risiko nilai tukar mata uang yang harus dipertimbangkan. Salah satu alternatifnya adalah membeli reksa dana berdenominasi USD. Di Indonesia, perkembangan reksa dana dollar cukup positif dalam beberapa tahun terakhir. Selain dari tipe reksa dana yang sudah mengarah jenis campuran dan bahkan saham, jumlah dana kelolaan juga ikut meningkat. Ada pula jenis reksa dana penyertaan terbatas dan reksa dana terproteksi, sayangnya kedua jenis produk ini masih sulit untuk dibeli oleh para investor.
Reksa Dana Dollar | Jenis |
MaestroDollar | Pendapatan Tetap |
Bahana Optima Protected Fund USD 1 | Terproteksi |
Bahana Optima Protected Fund USD 10 | Terproteksi |
Bahana Optima Protected Fund USD 6 | Terproteksi |
Bahana Optima Protected Fund USD 7 | Terproteksi |
Bahana Optima Protected Fund USD 8 | Terproteksi |
Batavia USD Balanced Asia | Campuran |
BNP Paribas Prima Asia USD | Pendapatan Tetap |
BNP Paribas Prima USD | Pendapatan Tetap |
CIMB Principal Dollar Bond | Pendapatan Tetap |
Corfina Bima Berimbang Dollar Penyertaan Terbatas | Penyertaan Terbatas |
Danareksa Proteksi Melati Optima Dollar Amerika Serikat | Terproteksi |
Danareksa Melati Dollar | Pendapatan Tetap |
Danareksa Melati Platinum Dollar AS | Pendapatan Tetap |
Danareksa Melati Premium Dollar | Pendapatan Tetap |
First State Indonesian USD Balanced Plus Fund | Campuran |
Penyertaan Terbatas HPAM Maestro Dollar I | Penyertaan Terbatas |
Penyertaan Terbatas Hpam Maestro Dollar II | Penyertaan Terbatas |
Penyertaan Terbatas Hpam Maestro Dollar III | Penyertaan Terbatas |
Lautandhana Proteksi Dollar III | Terproteksi |
Mandiri Protected Income Fund Dollar | Terproteksi |
Mandiri Protected Income Fund Dollar 4 | Terproteksi |
Mandiri Protected Income Fund Dollar 5 | Terproteksi |
Mandiri Terproteksi Obligasi Pemerintah Dollar | Terproteksi |
Mandiri Terproteksi Obligasi Pemerintah Dollar 2 | Terproteksi |
RDT Mandiri Amanah Syariah Protected Dollar Fund | Terproteksi |
Investa Dana Dolar Mandiri | Pendapatan Tetap |
RDT Manulife Harapan US Dollar Seri I | Terproteksi |
Manulife Greater Indonesia Fund | Saham |
MNC Dana Dollar | Pendapatan Tetap |
NISP Dana Idola US Dollar | Pendapatan Tetap |
OSK Nusadana USD Capital Protected Fund III | Terproteksi |
Panin Dana US Dollar | Campuran |
Schroder USD Bond Fund | Pendapatan Tetap |
Danamas Dollar | Pendapatan Tetap |
TRAM Pendapatan Tetap USD | Pendapatan Tetap |
Sumber: http://www.infovesta.com, diolah.
Untuk membeli reksa dana berdenominasi USD, kita tidak perlu mencari jauh-jauh hingga ke Singapore atau bahkan USA. Sebab selain sulitnya untuk melakukan pemantauan, tentu emiten saham / obligasi yang terdapat dalam portofolio reksa dana tersebut tidak kita kenal dengan baik. Di Indonesia sendiri, sebenarnya sudah tersedia reksa dana berbasis USD.
Keuntungan reksa dana bermata uang dollar antara lain:
- Portofolio Obligasi memiliki tingkat return yang lebih tinggi.
Umumnya investasi reksa dana dilakukan pada obligasi terbitan pemerintah Indonesia. Dibandingkan obligasi negara maju seperti Amerika, obligasi Indonesia bermata uang USD (Obligasi Indon) memberikan tingkat return (Yield) yang lebih tinggi. Dengan tingkat return yang lebih tinggi, tentu dana yang diinvestasi bisa lebih sedikit pula.
- Keuntungan dari Penguatan Kurs
Beberapa reksa dana berbasis dollar ada yang berinvestasi di saham. Namun bukan saham yang di luar negeri melainkan saham yang di Indonesia. Pada pembukuan reksa dana, saham yang dibeli dengan satuan rupiah ini kemudian dibagi dengan kurs untuk mendapatkan NAB/Up dalam bentuk dollar. Dalam proses tersebut, apabila kurs mengalami penguatan, maka selain mendapatkan keuntungan dari capital gain, reksa dana dollar juga mendapatkan keuntungan dari selisih kurs. Di satu sisi, hal ini bisa menjadi faktor negatif, manakala terjadi pelemahan kurs. Dimana keuntungan reksa dana tergerus atau rugi lebih dalam karena kerugian dari penurunan harga dan kerugian kurs.
- Kemudahan memantau dan transaksi
Karena terdaftar di Indonesia, investor dengan mudah dapat memantau perkembangan kinerja ataupun menghubungi marketing jika ada pertanyaan ataupun ingin melakukan transaksi pembelian / penjualan reksa dana.
- Karakter Risiko yang lebih konservatif
Pendidikan merupakan tujuan keuangan yang harus disiapkan dengan tingkat kepastian yang tinggi. Reksa dana pendapatan tetap yang berbasis obligasi memiliki tingkat risiko yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan reksa dana saham. Dengan demikian, risiko fluktuasi harga yang tajam bisa dihindarkan.
Menyiapkan pendidikan anak dengan baik merupakan rencana jangka panjang yang tentunya selain sangat mulia dan terpuji, perlu direncanakan dengan cermat. Tidak hanya bagi orang tua, namun juga kepada anak itu sendiri. Orang tua perlu menyiapkan rencana dengan sebaik-baiknya agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik. Selamat berinvestasi.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Selamat siang Pak Rudi,
Pak saya ingin bertanya, Apakah benar untuk membeli Reksa Dana Dollar kita harus mempunyai A/C Dollar di bank ?
Tolong informasinya. Dan sebelumnya saya mengucapkan terimakasih
LikeLike
Dear Pak Rudy,
Saya berencana mempersiapkan dana untuk kuliah anak 17 tahun lagi pak. manakah yg lebih baik pak? strategi saya dollar Cost Averaging. saya kesulitan membeli RD dollar adalah saya harus mempunyai rekening bank dollar. padahal saya terbiasa beli dollar di mall.karena sifat emas yg tahan terhadap resiko kurs. apakah emas bisa menggantikan reksadana dollar pak?
Salam, Teguh Permana
LikeLike
@Omardi
Salam Omardi,
Kalau saya boleh saran sebaiknya anda punya pak. Lebih baik lagi kalau account dollarnya di bank yang sama dengan bank kustodian. Sebab jika tidak pada saat anda melakukan redemption maka akan terjadi transfer dari rekening USD ke Rekening Rupiah. Transfer tersebut selain dikenakan biaya, juga dikenakan kurs yang mungkin akan merugikan anda. Jadi sebaiknya punya rekening USD kalau punya RD USD.
Semoga bermanfaat. Terima kasih.
LikeLike
@teguhP
Salam Teguh P,
Kalau boleh saran bagaimana anda beli US Dollar di Mall yang ada Banknya sehingga USD yang anda beli bisa langsung disetor ke Bank tersebut sambil buka rekening. Trus jika uang itu mau dibelikan reksa dana tinggal transfer saja. Lagipula setahu saya ada bank dimana kamu bisa menukar Rupiah jadi dollar bukan? tidak harus ke money changer.
Mengenai perbandingannya dengan beli emas, perlu diperhatikan bahwa dibandingkan dengan investasi reksa dana dollar:
1. Kedua instrumen ini menghadapi risiko fluktuasi harga dan sudah bukan rahasia umum kenaikan harga emas amat mengecewakan pemegangnya 1 tahun terakhir ini. Jadi tidak ada jaminan emas pasti naik atau mengimbangi kenaikan USD.
2. Dengan membeli emas, maka anda terkena risiko selisih harga karena pecahan. Semakin kecil pecahan emas, semakin mahal pula harga yang harus anda bayar. Berdasarkan informasi dari http://www.logammulia.com/gold-bar-id, selisih antara emas 1 kg dengan 1 gram, bisa mencapai 7% lebih. Dengan reksa dana, fee pembelian paling mahal cuma 2%an.
3. Dengan membeli emas, anda terkena risiko selisih harga beli dan harga jual. Dimana jika mengacu kembali ke website logam mulia di atas, harga 1 kg Rp 540.000 harga beli Antam Rp 510.000. Berarti baru beli saja sudah kena biaya Rp 30.000 yang berarti 5%an, itupun kalau belinya 1 Kg, kalau 1 gram berarti kenanya jauh lebih mahal lagi.
4. Dengan membeli emas, anda harus menyimpan di rumah yang gratis atau menyimpan di bank yang ada biaya penitipannya. Bandingkan dengan reksa dana yang cukup pegang kertas (sayangnya hal ini malah membuat sebagian orang menganggap reksa dana kurang wah karena tidak ada fisiknya).
Jadi kembali kemana yang lebih baik, saya yakin anda bisa menilainya sendiri. Pendapat saya di atas bisa menjadi salah satu referensi anda dalam melakukan pertimbangan. Terima kasih.
LikeLike
Terimakasih Jawaban dari Pak Rudi,
Apa mungkin pak saya buka rekening USD kalau saya akan melakukan redemption saja?
Karena sekarang saya sudah menyimpan dolar untuk rencana sekolah anak yang saya beli setiap bulannya. Nah sekarang saya jadi kepikiran daripada dolarnya tidur dirumah kan alangkah baiknya saya simpan dalam bentuk RD.
Sementara kalo saya buka rekening dolar sekarang sementara saya tidak pernah isi atau dolarnya hanya lewat saja ( digunakan buat beli RD) kan sayang juga pak karena pasti ada biaya yang timbul dari A/C dolar yang telah dibuka tersebut. Dan pasti ada batas limit minimum amount yang harus saya tinggalkan di rekening dollar ini kan Pak.
Ada gak pak bank kostodian yang mengizinkan, untuk buka dollar sesaat sebelum kita melakukan redemption.
Salam / Omardi
LikeLike
@Omardi
Salam Omardi,
Terus terang saya tidak menyarankan hal tersebut. Sebab nanti kalau mau melakukan redemption dan melakukan transfer yang berbeda dengan rekening yang didaftarkan di awal, bisa agak repot administrasinya. Karena harus tanda tangan pengkinian data dan lain-lain. Sebagai orang yang bekerja di asset management, untuk mengurangi hal tersebut saya juga akan buat SOP yang mengharuskan nasabah memiliki rekening USD.
Memang saya memahami kekhawatiran anda soal biaya administrasi perbankan tidak perlu yang akan muncul. Namun membuka rekening USD di bank itu diibaratkan seperti punya dana darurat. Jika dalam kondisi tertentu, dana tidak cukup, maka bisa menggunakan dana darurat yang ada di bank untuk melakukan cicilan investasi. Jadi cukup menyiapkan dana sekitar 1 kali dana investasi di bank. Selain itu, dari pengalaman pribadi saya, ada juga kok rekening tabungan USD yang tidak ada biaya administrasinya. Coba saja dicari dulu.
Semoga bermanfaat. terima kasih
LikeLike
Terimakasih informasinya pak Rudi.
Sebenarnya begini Pak Rudi, sekarang saya sudah punya beberapa belas ribu USD (ini duit mati hasil dari sisa belanja bulanan yang saya beliin USD), rencana saya, dari pada uang belasan ribu itu saya simpan dirumah dan dari pada saya mesti beli dolar terus kan lebih baik uang yang ada sekarang saya beliin RD biar mekar sendiri karena akan di gunakan 13 tahun lagi. Buat rencana biaya sekolah anak.
BTW informasinya sangat membantu, saya akan coba hunting rekening tab dollar yang tanpa biaya apapun.
LikeLike
@Omardi
Salam Omardi,
Sedikit masukan saja pak, apakah menyimpan dollar belasan ribu di rumah tidak berbahaya? Belum lagi, (mohon maaf) saya agak aneh dengan sistem perbankan dan money changer di Indonesia yang “mendewakan” mata uang USD. Sepertinya uang itu tidak boleh ada robekan atau lipatan sama sekali. Sebab begitu ada, nilai uang tersebut biasanya langsung jatuh. Padahal uang yang agak kucek saja diterima di luar negeri. Kalau disimpan di rumah, takutnya ada risiko uangnya menjadi agak kucek.
Mudah2an ke depan, jika ekonomi kita tumbuh menjadi salah satu kekuatan utama yang dipandang di Dunia, kita tidak terlalu mendewakan mata yang satu itu lagi.
Semoga sukses dengan perencanaan pendidikan anaknya.
LikeLike
siang pak Rudi,
saya Debby, umur 20 tahun, seorang mahasiswi semester akhir. saya mau nanya mengenai portfolio investasi saya, apakah sudah tepat atau belum.
untuk tujuan investasi sebenarnya sekarang saya belum ada tujuan yang spesifik dananya mau dipakai ke mana, saya hanya mau meningkatkan atau melipatgandakan nilainya hehehe
daripada dana tersebut nganggur mending dimanfaatkan untuk memperoleh dana lebih besar lagi 🙂 betul kan?
portfolio yang saya miliki sebagai berikut : (udah saya bagi berdasarkan kategori)
jangka panjang :
1. asuransi (proteksi sekaligus investasi, dengan autodebet secara berkala @ RP 300.000/bulan)
2. produk bank (proteksi sekaligus investasi, tapi lebih besar di investasi ; di autodebet selama minimal 7 tahun @ RP 500.000/bulan)
3. reksa dana saham (hanya penempatan awal sebesar RP 1.000.000, belum saya top up dan saya tdk melakukan autodebet selama berkala)
jangka menengah
1. reksa dana campuran A (penempatan awal RP 1.000.000, saya memakai fasilitas autodebet secara berkala @ RP 300.000/bulan)
2. reksa dana campuran B (hanya penempatan awal sebesar RP 750.000, belum saya top up dan tidak melakukan autodebet selama berkala )
3. reksa dana pendapatan tetap A (hanya penempatan awal RP 500.000, belum saya top up lagi, tdk melakukan autodebet selama berkala )
4. reksa dana pendapatan tetap B (hanya penempatan awal sebesar RP 750.000, belum saya top up dan tidak melakukan autodebet selama berkala )
5. reksa dana pendapatan tetap syariah B (hanya penempatan awal sebesar RP 750.000, belum saya top up dan tidak melakukan autodebet selama berkala )
jangka pendek
1. reksa dana pasar uang A (hanya penempatan awal RP 500.000, belum saya top up dan tidak melakukan autodebet selama berkala )
2. reksa dana pasar uang C (hanya penempatan awal RP 500.000, belum saya top up dan tidak melakukan autodebet selama berkala )
saya harap informasinya jelas pak 🙂
saya mau minta saran cara mengoptimalkan nilai investasi saya ini..
trima kasih banyak atas saran dan masukannya 😉
LikeLike
@Omardi
Oh ya Omardi, kebetulan waktu itu saya pernah membuka rekening USD dollar di Bank Ekonomi yang tidak ada biaya administrasinya. Namun saya tidak tahu apakah masih ada sekarang ini. Coba dicari saja. Terima kasih.
LikeLike
Selamat siang Pak,
Apakah bisa diberikan tabel inflasi pendidikan di USA?
Terima kasih.
LikeLike
@Elita
Siang Elita,
Bukankah di tabel atas sudah ada?
LikeLike