Apa kabar pembaca? senang bertemu dengan anda lagi setelah libur lebaran yang cukup panjang ini. Pada kesempatan kali ini, saya ingin sharing sedikit tentang profesi yang ada di pasar modal. Kebetulan ada yang menanyakan via twitter di @rudiyanto_zh. Dalam liburan panjang ini, saya juga bertemu dan ngobrol dengan seorang mahasiswi S-2 di Inggris yang cita-citanya ingin berkarir di pasar modal Indonesia (ngobrol di Indonesia tentunya).
Jadi…. ternyata di sekeliling kita ternyata ada cukup banyak orang yang tertarik untuk berkarir di bidang pasar modal. Nah sebetulnya apa saja profesi-profesi yang terdapat di pasar modal ini dan bagaimana untuk bisa masuk ke dunia ini? Apakah gambarannya seperti film2 di Hollywood? Semoga sharing saya kali ini bisa bermanfaat bagi teman2 yang ingin berkarir di pasar modal.
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa perusahaan yang ada di pasar modal, sebetulnya sama dengan perusahaan yang ada pada umumnya.Fungsi pada perusahaan antara lain Pemasaran, Produksi, Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Investasi. Prinsipnya adalah adalah untuk bisa bekerja di perusahaan yang berbasis pasar modal anda membutuhkan pengetahuan tentang pasar modal. Sama dengan jika anda bekerja di bidang teknologi maka anda sedikit banyak harus mengerti tentang IT meskipun cuma bekerja di divisi keuangannya.
Selanjutnya adalah mengetahui bahwa perusahaan di pasar modal juga terdiri dari beberapa jenis bidang usaha yang fokusnya yang berlainan. Bidang usaha tersebut antara lain:
1. Perusahaan Sekuritas
Sekuritas adalah tempat dimana anda bisa bertransaksi jual beli saham dan obligasi. Namun mayoritas masih melayani jasa transaksi saham. Masih sedikit yang melayani jasa transaksi obligasi. Pada perusahaan pasar modal yang bentuknya sekuritas, ada beberapa profesi bisa anda tekuni antara lain
Broker adalah orang yang tugasnya membantu anda melakukan eksekusi transaksi jual beli anda. Dengan semakin majunya teknologi, peranan broker ini mulai digantikan dengan online trading. Namun kebutuhan untuk broker tetap ada mengingat sebagian orang masih butuh “konsultasi”, dan broker adalah orang yang paling tepat untuk berkonsultasi karena kerjaannya memantau pasar dan informasi secara harian. Selain itu, dia juga bisa membantu anda melakukan eksekusi transaksi. Bagus tidaknya broker terletak pada rekomendasi yang diberikan, jika sering tepat, maka tidak jarang nasabah mempercayakan pengelolaan dana padanya.
Broker adalah pekerjaan yang berbasis komisi, semakin sering anda melakukan transaksi semakin besar penghasilan yang dia dapat. Beberapa kenalan saya yang “sukses” di bidang ini bisa mendapat komisi hingga 40 – 50 juta per bulan. Tapi jangan membayangkan ketika anda menjadi broker, anda hanya duduk diam kemudian menangani uang miliaran, tidak jarang pekerjaan broker juga merangkap marketing dimana mereka harus mencari investor yang mau mempercayakan uangnya. Untuk menjadi broker, anda harus lulus ujian Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Nilai tambahnya adalah memiliki gelar seperti CFA (Chartered Financial Analyst).
Riset Analis adalah orang yang tugasnya melakukan analisa terhadap saham, baik fundamental ataupun teknikal. Untuk perusahaan sekuritas, divisi riset analis ini adalah “nyawanya”. Sebab nilai jual dari sebuah sekuritas adalah “Rekomendasi” dan “Fasilitas”. Jika hasil rekomendasinya selalu menguntungkan dan fasilitas ketika bertransaksi sangat baik maka nasabah sangat nyaman di perusahaan tersebut. Hanya saja, seiring dengan kemajuan zaman, fungsi riset ini juga bisa di “outsource-kan”. Ada juga perusahaan sekuritas dengan tim riset seadanya, namun rajin merangkum riset dari berbagai sumber. Apalagi semua riset sekarang bentuknya softcopy, tinggal dibagi-bagikan saja.
Karier riset analis akan lebih berkembang jika bekerja pada sekuritas yang memberikan rekomendasi bagi pemegang modal besar, biasanya sekuritas asing. Terlepas dari benar tidaknya analisa tersebut karena hasil analisa saham di bursa itu selalu relatif, namun karena menggerakkan uang yang sangat besar, bisa jadi harga saham juga bergerak mengikuti rekomendasi mereka. Hasil riset di perusahaan ini biasanya lebih eksklusif dan tidak untuk semua orang. Peranan riset analis di perusahaan sekuritas besar biasanya juga merangkap account officer yang menangani klien besar.
Jadi jangan bayangkan kalau riset analis itu pekerjaan berkutat dengan buku teori keuangan dan investasi, laporan keuangan dan model excel yang rumit saja. Sesekali anda harus bertemu klien, bicara di koran, televisi, seminar atau acara market outlook yang diselenggarakan perusahaan. Sesuai dengan perusahaannya, pekerjaan analis memiliki income yang amat bervariasi, bisa dari jutaan hingga puluhan juta. Beberapa nilai tambah penting dari karier ini antara lain lulusan S-2 universitas top dalam dan luar negeri kalau bisa cum laude, kemampuan excel modeling, pengalaman pasar modal yang memadai, izin Manajer Investasi, hingga gelar CFA.
2. Investment Banking dan Underwriter
Sebetulnya investment banking / underwriter masih menjadi salah satu bagian dari bidang usaha perusahaan sekuritas, namun tidak semua perusahaan sekuritas fokus pada usaha tersebut. Bidang usaha yang sering disingkat IB ini mencakup jasa penasehat hingga membuat IPO (Initial Public Offering) saham dan obligasi, dan hal berkaitan dengan Aksi Korporasi perusahaan seperti Merger dan Akuisisi. Investment Banking sebetulnya tidak selalu bagian dari perusahaan sekuritas, tapi bisa juga bagian dari suatu perbankan. Tapi jika di bank, jasanya lebih luas mencakup pinjaman dan kredit.
Karier di bidang ini, menurut saya merupakan bidang yang paling membutuhkan kemampuan secara komplit karena kamu akan mulai dari bagaimana menganalisa suatu perusahaan dan menunjukkan bagaimana keuntungan dari suatu aksi korporasi seperti IPO, Merger dan Akuisisi kepada orang yang sudah puluhan tahun bekerja di perusahaan tersebut, kemudian membujuk pemegang saham perusahaan untuk membagi kepemilikannya dengan orang lain (IPO berarti sebagian saham dijual dan orang lain akan ikut menjadi pemegang saham juga), dan ikut dalam proses negosiasi dan segala proses administrasinya.
Pada prakteknya, proses negosiasi dilakukan oleh Direktur, baru proses administrasinya dibantu di belakang, akan tetapi ada juga kemungkinan hal ini juga dilakukan semuanya oleh seorang investment banker. Jadi selain pengetahuan dan pemahaman pasar modal, orang ini juga harus menjadi negosiator ulung.
Terus terang saya tidak tahu berapa besarnya gaji orang yang bekerja di bidang ini, akan tetapi untuk menjadi seorang underwriter anda harus lulus ujian Wakil Penjamin Emisi Efek. Salah satu film yang sangat menjelaskan seperti apa pekerjaan seorang investment banking adalah film ini. Dear Enemy (2011) – (Beli yang ORI agar terjemahannya bagus)
Film yang disutradarai dan dimainkan oleh Xu Jinglei (Aktris) ini adalah film terbaik tentang keuangan yang pernah saya lihat bahkan jika dibandingkan dengan Film keuangan Hollywood sekalipun. Film ini menceritakan kisah cinta komedi yang dilatarbelakangi tentang bagaimana seorang investment banker akan bertindak untuk mendapatkan deal merger suatu perusahaan. Alur ceritanya terasa begitu nyata sampai saya berpikir ini kisah nyata yang difilmkan. Bagaimana aksi spionase bisnis, negosiasi ke pemegang saham, taktik public relation digunakan dalam suatu deal bisnis.
Dalam film tersebut, ada dialog menarik yang mungkin bisa digunakan sebagai acuan berapa sebenarnya gaji seorang investment banker di Hong Kong (entah benar atau tidak) – saat ditanya bosnya apakah benar dia sudah tidak tidur selama 48 jam karena proyek merger, salah satu aktor berkata “Kerja baru beberapa tahun gaji jutaan dollar HKD (1 HKD = Rp 1350), kalau dinas selalu naik business class dan tinggal di hotel bintang lima, jadi orang seperti kami memang pantas tidak istirahat”. Film ini juga masih sering diputar di Celestial Movies jika anda berlangganan TV Kabel.
3. Perusahaan Manajer Investasi
Ketika masih mahasiswa, terus terang saya tidak bisa membedakan antara Broker dengan Fund Manager. Sebab setelah lihat Film Hollywood, bayangan saya akan pekerjaan pasar modal adalah teriak2 di tengah hall atau di kantor untuk jual beli saham. Baru setelah kerja saya tahu bedanya apa. Fund Manager atau Manajer Investasi adalah perusahaan yang fokusnya mengelola dana masyarakat. Jika broker mendapat keuntungan dari komisi transaksi, maka Manajer Investasi mendapatkan keuntungan dari management fee.
Besarannya berupa % dari dana yang dikelola antara 1% – 3% per tahun. Jadi fokus daripada perusahaan ini adalah membuat anda seuntung mungkin dan kalau bisa menempatkan dana selama mungkin. Beberapa pekerjaan utama terkait bidang ini antara lain:
Riset adalah orang yang melakukan riset saham sebagai masukan bagi Manajer Investasi. Perbedaan antara riset di Sekuritas dan Manajer Investasi adalah penggunanya. Riset di Sekuritas digunakan oleh Nasabah dalam jumlah besar sementara di Manajer Investasi hanya terbatas secara internal. Riset yang dihasilkan juga tidak untuk konsumsi publik karena merupakan rahasia strategi investasi masing-masing perusahaan. Ada juga perusahaan yang menggunakan riset dari eksternal (Sekuritas) sehingga anggota tim riset sedikit dan terdiri dari pengelola dana saja.
Penghasilan riset ini sangat beragam tergantung perusahaan dan kualifikasinya, namun untuk riset yang perusahaan ini, ada jalur karir dimana riset yang bekerja dengan baik dapat diangkat menjadi Manajer Investasi yang mengelola reksa dana. Semakin tinggi kualifikasi pendidikan dan profesional anda, maka semakin bagus.
Pengelola Dana (Manajer Investasi – Perorangan) adalah orang yang melakukan pembentukan portofolio investasi dengan melakukan jual beli saham dan obligasi. Secara dasar mirip dengan broker, bedanya broker bekerja berdasarkan perintah nasabah sementara Manajer Investasi melakukannya berdasarkan perintah dia sendiri. Biasanya pekerjaan ini merupakan impian bagi banyak orang karena anggapan bahwa pekerjaan ini tinggal duduk di belakang meja dan menggerakan uang miliar hingga triliun dengan layar komputer. Pekerjaannya juga sesuai jam bursa dan sehingga bisa libur di hari Sabtu.
Well memang tidak salah, tapi pada prakteknya banyak Manajer Investasi yang juga turun ke lapangan untuk jualan ke nasabah. Sebab untuk bisa punya dana miliar hingga triliunan tersebut tentu harus ada investor yang menitipkan dananya. Tantangannya adalah membesarkan dana kelolaan karena jika terlalu kecil pengelolaannya tidak optimal dan sulit untuk menarik investor lain untuk ikut bergabung. Jika kinerjanya jelek, dana bisa ditarik semua. Untuk itu peranan marketing sangat penting.
Untuk menjadi seorang pengelola, yang bersangkutan harus memiliki izin Wakil Manajer Investasi. Gelar CFA bisa menjadi nilai plus. Untuk besaran gaji terus terang saya tidak tahu, saya rasa sangat bervariasi di setiap perusahaan. Ada yang menggunakan sistem gaji dan bonus, ada juga yang menggunakan sistem persentase tertentu dari dana yang dikelola.
Marketing / Pemasar adalah orang yang memasarkan produk reksa dana. Sebab jika Manajer Investasi dan Riset terlalu sering ke lapangan, nanti pekerjaan mereka yang sebenarnya bisa terganggu. Untuk itu peranan marketing reksa dana sangat dibutuhkan. Setelah mendapat pengarahan tentang produk dan cara kerja investasi, mereka menyampaikan hal tersebut kepada calon nasabah untuk mendapatkan kepercayaan. Sama seperti industri lainnya, peranan marketing sangat dibutuhkan di industri ini.
Pendapatan seorang pemasar reksa dana amat bervariasi tergantung pengalaman, kemampuan menjual dan portofolio nasabah yang dimilikinya. Di tempat saya bekerja saat ini, gaji seorang marketing reksa dana bisa berkisar antara jutaan hingga puluhan juta ditambah dengan komisi penjualan reksa dana dan tunjangan lainnya. Ada juga perusahaan lain yang menetapkan seorang marketing bisa mendapatkan persentase tertentu dari dana kelolaannya per tahun. Untuk menjadi seorang pemasar, izin yang harus dibutuhkan adalah Wakil Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD), nilai tambah bisa diperoleh dari kualifikasi seperti gelar Perencana Keuangan (CFP, RFP, CHFC), dan kemampuan melakukan public speaking.
Nah, bagaimana para pembaca, apakah sudah tertarik untuk berkarir di bidang pasar modal ini? Jika ya, maka langkah pertama yang harus anda lakukan adalah berikan yang terbaik saat kuliah. Memang nilai tidak segalanya, tapi bagi para pemberi kerja, suka tidak suka, lulusan dengan IPK yang bagus akan didahulukan untuk proses interview. Selanjutnya adalah tunjukkan passion anda yang kuat dengan menulis sendiri surat lamaran kerja anda mengapa perusahaan harus mempekerjakan kamu.
Untuk menambah kemungkinan mendapatkan panggilan, anda juga bisa mendapatkan izin2 yang terkait seperti WMI, WPPE (Underwriter) dan WPEE (Broker) serta WAPERD. Untuk mendapatkan izin tersebut anda bisa langung mengikuti ujian. Jika merasa kurang yakin dan mau belajar dulu, ada beberapa alternatif seperti Bina Insan, Infovesta, dan TICMI (The Indonesian Capital Market Insitute – anda bisa kursus dan ujian sekaligus).
Salah satu referensi artikel ini adalah blog strategimanajemen.net yang artikelnya berjudul 5 Profesi Mahal Yang Layak Ditekuni Sebagai Pilihan Karir. Penulis di blog tersebut juga merupakan salah satu sumber insprasi saya ketika mau mulai menulis blog pertama kali. Buat anda yang mencari blog manajemen yang bagus silakan ikuti terus blog ini.
Demikian, semoga bermanfaat.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Sumber Data dan Foto: Kontan, istockphoto, Wikipedia
Selamat Sore Pak
Semoga Bapak dan Keluarga berada dalam keadaan sehat dan selalu dalam Lindungan Yang Maha Kuasa
Pertama-tama Saya mengucapkan terima kasih atas respon positif dengan adanya sharing melalui tulisan Bapak terkait profesi di dunia pasar modal karena jujur sangat sulit untuk mendapatkan informasi spesifik dan reliable mengenai ruang lingkup, tugas serta tantangan yang dihadapi mengacu pada kemauan seseorang yang ingin berkarir di dunia yang terkenal dengan volatilitas tinggi apalagi di Indonesia.
Ada beberapa hal yang mau Saya tanyakan terkait profesi di dunia pasar modal yang telah Bapak jelaskan, kiranya Bapak bersedia memberi arahan 🙂 :
1. Apakah berkarir di dunia pasar modal adalah suatu keputusan yang tepat sebagai bentuk “investasi karir cemerlang” mengingat belum banyaknya SDM yang begitu melek pasar modal?
2. Kemana sebaiknya seseorang yang ingin memulai karir di industri pasar modal? Apakah Sekuritas, Asset Management, Perusahaan IB ataukah Perusahaan yang sudah IPO?
3. Apabila Kita ingin berkarir di dunia asset management untuk mencapai level seorang “Pengelola” dari yang tadinya Junior Portfolio Manager kira-kira butuh waktu berapa lama ya Pak?
4. Selain profesi-profesi yang Bapak jelaskan di atas apakah berkarir di SRO(Self-Regulatory Organisation) seperti BEI, KPEI, KSEI hingga OJK adalah suatu opsi yang baik untuk berkarir di dunia pasar modal? Karena pada realitanya cukup banyak yang “swap” profesi dari yang tadinya pekerja di salah satu kantor AB menjadi pekerja di kantor regulator, apakah karena beban kerja di SRO lebih ringan dan gajinya lebih tinggi Pak? hhe :))
5. Profesi di dunia pasar modal acapkali tidak lepas dari kesan eksklusifitas, plot “muda kaya raya”, dan gaji selangit, apakah benar seperti itu Pak?
6. Saya cukup menyesalkan sikap pemerintah yang “lemah” memberikan edukasi ke masyarakat untuk mengubah pola “bank-minded” menjadi “investing-minded” katakanlah terkait Reksadana yang dikelola oleh Perusahaan Asset Management, kalaupun ada mungkin informasinya hanya terserap di Ibukota dan kota-kota besar di sepanjang Pulau Jawa sehingga hal ini di satu sisi semakin “memperlebar” gap tingkat kemakmuran masyarakat Indonesia dan di sisi yang lain mempersempit ruang bagi industri pasar modal untuk melakukan ekspansi ke kota-kota lain yang berujung pada minimnya kesempatan masyarakat daerah untuk berkarir di dunia pasar modal, jelas negeri ini belum Merdeka secara utuh hhe :).
Menurut Bapak apakah seseorang harus hijrah ke Ibukota untuk bisa “benar-benar” berkecimpung di industri ini, karena Saya pikir perwakilan sekuritas di tiap daerah belumlah cukup :)? Padahal potensi masyarakat daerah sangatlah besar untuk melakukan investasi apabila diedukasi dengan santun dan tidak menyesatkan
7. Terakhir Saya mau tanya dulu Bapak mengawali karir di dunia pasar modal pada profesi apa Pak? Maaf kalau pertanyaannya bersifat pribadi karena Saya sangat tertarik dengan insan-insan pejuang di dunia pasar modal hhe
Sekian Pertanyaan dari Saya Pak kalau ada salah kata Saya mohon dimaafkan
Sukses Selalu untuk Bapak
Best Regards!!!
LikeLike
Thanks Pak Rudi, atas ulasan dan link-nya 🙂
Thanks juga atas rekomendasinya 🙂
Salam sukses mulia !!
LikeLike
@Harry Lubis
Salam Pak Harry Lubis,
Sebelumnya terima kasih untuk komentar dan pertanyaannya. Saya akan mencoba menjawab:
1. Tergantung hobi dan passion pak, beberapa teman saya yang kerjanya hanya jual baju di tanah abang dan cetak cd yang kantornya di kota punya penghasilan yang jauh lebih besar. Yang sudah kerja puluhan tahun di pasar modal dan mohon maaf, masih pas2an juga ada. Jadi jika ada passion dimanapun bisa sukses. Seperti pak Yodhia, hanya dengan mengisi blog secara rutin dan menjadi konsultan manajemen saya yakin juga sangat sukses.
2. Tergantung diterima dimana pak. Memang selalu dikeluhkan SDM kurang, tapi untuk beberapa posisi seperti analis, umumnya perusahaan sangat pemilih. Untuk sales, memang lebih mudah, tapi untuk menjadi sales di perusahaan asing biasanya juga lebih sulit karena mereka hanya mencari yang best of the best atau sudah pengalaman di perusahaan lain.
3. Oh itu, saya berhubung tidak pernah menjadi pengelola jadi saya tidak tahu. Kalau saya perhatikan, sekarang para Manajer Investasi umumnya masih muda2. Kalau memang hebat, mungkin 27 – 28an sudah bisa naik kelas jadi pengelola.
4. Kalau di OJK, saya sempat lihat pengumuman di koran atau portal berita dulu, memang gajinya termasuk tinggi. Itupun posisi anda adalah sebagai pengawas, ibaratnya seperti analis kredit di bank. Orang2 memohon kepada anda untuk diberikan pinjaman, kalau kerja di OJK, meskipun berhadapan dengan direksi dari perusahaan besar sekalipun, namun karena statusnya sebagai pengawas, mereka akan tetap hormat kepada anda. Kalau di SRO, saya lihat juga banyak yang cukup ok, karena mereka groupnya besar dan banyak kamu bisa mencoba pengalaman di berbagai divisi yang berbeda. Mengenai gaji dan karir terus terang saya kurang tahu, tapi kalau kerja di SRO, sudah jelas menang di “Pengaruh”. Perusahaan yang profitable dan karyawannya bergaji besar, belum tentu lebih berpengaruh dibandingkan SRO dan pemerintahan tadi.
5. Semuanya tergantung kinerja dan prestasi pak. Wong jual kebab saja bisa mendunia. Yang jadi direktur di usia muda di luar pasar modal juga banyak. Jadi sekali lagi muda dan kaya raya tidak ditentukan oleh pekerjaan tapi passion.
6. Hal itu disadari betul oleh pemerintah dan menurut saya mereka sudah berusaha keras. Sebagai bukti, baru kemarin saya bersama Otoritas Jasa Keuangan mengadakan seminar literasi keuangan di Universitas Riau dan SKA Mall Pekan Baru. Kita bertemu dengan perwakilan ibu2 arisan dan PKK yang benar2 tidak mengerti tentang investasi dan sebagian dari mereka tertipu investasi bodong.
Terkait harus hijrah ke Ibu Kota atau tidak, itu tergantung seberapa cepat kamu mau naik. Sebagian besar uang dan orang kaya ada di Jakarta. Jadi kesempatan banyak tapi saingan juga banyak. Dengan iklim kompetisi yang ketat, biasanya orang juga maju dengan cepat. Tapi terus terang, waktu saya jalan2 ke Batam, kota asal saya, saya menemui beberapa teman SMA dulu yang sekarang menjadi pengusaha. Menurut saya sudah, pengetahuan mereka juga sudah selevel dengan kelas pengusaha dan direksi di Jakarta. Hal ini dibantu dengan internet dan memang jalan hidup pengusaha yang keras.
Kemudian di Pekan Baru, saya juga ngobrol dengan kepala cabang suatu perusahaan asuransi dan sekuritas, menurut informasi mereka di sana persaingan sangat tidak ketat dan motivasi orang untuk maju juga kurang. Jadi kalau kamu rajin sedikit saja, kamu sudah jadi nomor satu di kota tersebut. Asalkan tidak terlena saja.
Yang suksespun, sama seperti sebagian perusahaan di Jakarta, orangnya datang dari perantauan, atau orang daerah yang sudah ditempa di Jakarta kemudian kembali ke kota tersebut.
7. Dulu saya memulai sebagai karyawan magang di http://www.infovesta.com. Kerjanya serabutan dari analis sampai marketing serta sedikit programming.
Demikian pak, semoga bermanfaat.
LikeLike
Saya ucapkan terima kasih Pak atas jawabannya, sangat bermanfaat
Rezeki tiap orang memang beda dan unik 🙂
Sukses Selalu untuk Bapak!
LikeLike
Pak Rudi,
Saya tertarik berkarir di pasar modal, sampai saya mencoba ujian wppe pada bulan maret 2013 dan mendapat sertifikatnya dibulan april. yang saya ingin tanyakan, dibidang apa yang saya harus memulai karir dipasar modal? sedangkan saya saat ini berkarir dibidang lain.
Mohon tipsnya untuk memulai pindah haluan ke pasar modal, karena saya masih bingung harus memulainya dari mana.
Thanks and Best Regards,
Hani
LikeLike
@hani
Salam Hani,
Tergantung anda ingin menjadi apa. Kalau menjadi manajer investasi, maka sebaiknya mulai dari analis. Tapi jika ingin menjadi pemasaran maka bisa dimulai dari menjadi sales. Memang banyak orang tidak mau menjadi sales, tapi sepengetahuan saya, banyak direktur di perusahaan asset management ataupun sekuritas dimulai dari posisi tersebut.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
Blog yang sangat menarik Pak Rudi mengenai profesi di pasar modal.
Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan profesi di bidang ini.
Setelah malang melintang bekerja dengan profesi yang berbeda-beda, akhirnya saya menemukan passion saya di bidang ini dan saat ini saya sudah mengelola dana di pasar modal dari dana sendiri, yang ingin saya tanyakan:
1. Apa sebutan profesi yang sedang saya lakukan saat ini melihat saya hanya mengelola dana sendiri meskipun dalam jumlah yang dibilang tidak sedikit, karena saya tidak ada di bawah sebuah instansi dan sering ditanyakan teman2, kerja apa & dimana sekarang?
2. Ada keinginan saya untuk mencoba terjun meniti karir di bidang ini tetapi saya bingung harus memulai darimana melihat background pendidikan saya yang berbeda & tidak sampai ke jenjang yg lebih tinggi.
3. Apakah bisa dengan kondisi saya yang seperti sekarang ini mengambil sertifikasi seperti WPPE, WPEE, WMI bahkan CSA/CFA melihat juga usia yang hampir mendekati kepala 3, hehe..
mungkin itu pertanyaan yang sedikit membuat saya galau selama ini
Salam Sukses!!!
LikeLike
@Henry
Salam Henry,
Semoga sukses dengan petualangan anda di pasar modal. Terkait pertanyaan anda:
1. Kalau saya jadi anda, saya akan menjawab Investor Pasar Modal, kerjanya dimana saja sepanjang ada koneksi internet. Lebih keren lagi, kalau kamu punya saham bank, perkebunan, pertambangan dan infrastruktur, kamu bisa bilang konglongmerat yang punya usaha menggurita dimana2. Kalau konglongmerat, kan kamu juga tidak tahu dia kerja atau enggak. Kalau punya cuman saham perkebunan, bilang aja pemilik kebun. Kalau lagi kesal, saya jawab kepo amat.. he he.
2. Mau jadi apa dulu kan mesti jelas. Kalau tidak jelas, ya tidak tahu harus mulai darimana. Bukan masalah background, pendidikan dll. Tapi Tujuan, Keinginan dan Fokus.
3. Saya pikir usia anda sudah kepala 9 jadi sudah tidak kuat belajar lagi karena untuk melihat saja sudah susah. Selama masih bisa melihat, membaca dan mau belajar semua itu mungkin. Banyak juga kok orang yang baru mengambil S-1 dan S-2 di usia kamu sekarang atau lebih tua. Jadi saya rasa tidak ada masalah.
Lagipula zaman sekarang, umur sudah bukan jadi patokan. Anak muda bisa jadi pengusaha atau sosok yang sukses atau bisa juga jadi tukang bawa tas selama sisa hidupnya. Tinggal masalah Tujuan yang mau dicapai apa, seberapa kuat keinginan untuk mencapai tujuan tersebut dan apakah dia Fokus dalam pelaksanaannya, sebab sukses itu butuh proses.
Orang yang usianya 40-50an kalau sepanjang hidupnya bekerja dengan mental membawa tas, juga tidak akan lebih hebat dari anak baru lulus yang punya passion dan keinginan yang kuat untuk mencapai mimpinya.
Kasus paling ekstrem yang pernah saya dengar dari ujian CFA adalah orang yang baru abis dioperasi otak kemarin, besoknya begitu keluar dari rumah sakit langsung mengikuti ujian dan lulus. Itu terjadi di Indonesia.
Semoga bisa menjawab kegalauan anda dan semoga informasi ini bermanfaat.
LikeLike
Terimakasih sekali Pak Rudi atas penjelasannya yang sangat mencerahkan, salam sukses selalu untuk Pak Rudi @Henry
LikeLike
Pak Rudi,
Pertama – tama trima kasih tulisannya Pak , inspiring buat orang – orang seperti saya.
Saya sudah usia 46 th , tapi sekarang saya sudah jatuh cinta dengan pasar modal , sehingga setiap hari saya lihat fluktuasi harga saham di BEI , baca koran kontan , investor , kliping news dari emiten 2 , dll
Pertanyaan saya , kalau saya mau kecimpung di pasar modal dengan jadi sales equity dulu , kira2 memungkinkan gak ya, terus terang dari profesi marketing saya , penghasilan saya antara 20 jt s/d 4o jt an per bulan, kalau saya lihat dari nilai transaksi harian di BEI saya pikir cari komisi segitu sih gak terlalu sulit . Please advise me .
LikeLike
@pram
Selamat Pagi Pram,
Untuk ukuran rata-rata orang yang bekerja di pasar modal Indonesia, penghasilan 20 – 40 juta per bulan itu sudah termasuk besar. Untuk bisa mendapatkan penghasilan yang minimal sama dengan itu melalui sales equity, menurut perkiraan saya kamu harus mendapatkan beberapa nasabah korporasi / individu kaya yang doyan trading saham dengan rata-rata transaksi (mungkin ya, saya kurang tahu pastinya) > Rp 50 Milliar.
Angka tersebut bukan uang yang disetorkan, tapi nilai transaksi. Jadi bisa saja setor 1 milliar tapi buy sell sampai 50 kali. Permasalahannya, orang yang senang buy sell, senang transaksi sendiri melalui online trading. Sementara nasabah yang dananya besar / korporasi mungkin frekuensinya tidak sering tapi nilainya besar.
Tantangan terbesar adalah berhadapan dengan kondisi market. Ketika market sedang turun terus menerus, mau nasabah besar dan kecil biasanya nilai transaksi akan turun. Selain itu, marketing yang menangani nasabah besar, biasanya sudah berkemampuan seperti analis. Bisa memberikan analisa mendalam terhadap saham, bisa membaca riset asing, dan juga kemampuan alami marketing yaitu interpersonal.
Semoga informasi ini bermanfaat.
LikeLike
Selamat malam Pak Rudiyanto,
Terima kasih atas ulasannya yang sangat menarik.
Tanpa bermaksud membanggakan diri, saya termasuk karyawan yang sangat beruntung karena di umur saya saat ini (26 tahun), secara umum saya dapat memperoleh penghasilan 20jutaan per bulan dari karir sebagai sales IT di one of mnc di Indonesia
Sejak dulu saya mempunyai passion di bidang finance akan tetapi belum berkesempatan untuk masuk ke karir di bidang tersebut, dimana mengingat usia saya yang sudah menginjak 26 tahun dan tanpa finance background
Di kondisi saya saat ini, apabila Pak Rudiyanto berkenan mohon share advice nya apakah langkah untuk memulai industri baru ini merupakan sebuah wise decision? Bagaimana prospek karir ke depan untuk seseorang yang sudah bekerja selama 4 tahun di industri lain dan baru ingin masuk ke dunia Finance, apakah saya bisa dapat masuk sebagai seorang associate instead of analyst?
Dan jika saya memilih untuk fokus masuk ke finance, manakah langkah terbaik yang dilakukan, berhenti dari karir saat ini untuk mengambil MBA atau lebih baik fokus di CFA?
Terima kasih sebelumnya atas sharingnya.
LikeLike
@anonymous
Selamat siang,
Boleh tahu saya bicara dengan siapa?
LikeLike
@Rudiyanto
Siang pak rudiyanto.
Mohon maaf saya hanya seorang visitor di blog bapak. Nama saya toni.
Terima kasih
LikeLike
@anonymous
Siang juga Pak Toni,
Terkait pertanyaan anda, pertama untuk bisa mendapat gaji 20 jutaan di dunia apapun, rasa2nya sangat sedikit orang yang beruntung, apalagi untuk usia di bawah 30 tahun. Orang2 yang saya temui dan punya gaji besar, itu rata-rata adalah orang yang bekerja keras selama hidupnya, dan bertemu dengan atasan tepat yang bisa menghargai kemampuan. Bisa juga hasil dari komisi penjualan. Tentu ada talenta dari anda yang dihargai perusahaan sekarang ini.
Kemudian, perlu diperjelas juga, passion untuk berkarir di pasar modal itu apa? apakah jadi broker, underwriter, manajer investasi atau investor? Kalau jadi investor, anda tidak perlu meninggalkan pekerjaan anda sekarang, cukup sisihkan waktu untuk buka rekening saham dan lakukan transaksi. Kegiatan belajarnya bisa anda lakukan di hari Sabtu atau after office hour. Sepengetahuan saya, banyak perusahaan sekuritas yang menyediakan training kepada investor baik terkait cara transaksi online ataupun cara analisis di saham.
Maksudnya Associate itu apa ya?
Kalau untuk gelar CFA atau MBA, anda cukup analogikan saja, misalkan ada yang lamar di perusahaan anda, apakah perusahaan akan memprioritaskan orang dengan lulusan MBA atau orang dengan Microsoft Certified, Oracle Certified atau VM Ware Certified?
CFA itu kurang lebih sama dengan certified2 itu. Tapi kan juga tidak pasti diterima. Lagipula orang yang tidak punya sertifikasi itu juga bukan jaminan kalah sama orang yang sudah punya bukan?
Semoga menjawab pertanyaan anda.
LikeLike
Selamat malam Pak Rudiyanto.
Terima kasih atas masukannya yang bermanfaat.
Terkait passion karir, mohon maaf mungkin saya kurang tepat menyebutnya karir di pasar modal, karena yang saya maksud adalah IB ataupun private equity, dimana posisi analyst/associate merupakan jenjang karir yang relevan di industri tersebut.
Saya sendiri sebenarnya sudah masuk ke dunia pasar modal sebagai investor reksadana perusahaan Pak Rudiyanto (Maksima 🙂 ) ataupun trader saham, meskipun trading tidak saya lakukan secara harian, dan hal itu memang saya lakukan dengan tujuan untuk mulai belajar finance industry di samping main responsibility saya di tech.
Berbicara mengenai certification ataupun MBA, sayang sekali di environment saya saat ini kedua hal tersebut tidak menjadi poin yang krusial. Seringkali saya mendengar advice dari high level management yang mengatakan tidak butuhnya seseorang untuk masuk ke jenjang pendidikan s2 untuk advance career (dibuktikan dengan mereka sendiri sebagai living proof).
Akan tetapi, itu tentunya secara spesifik jika kita berbicara mengenai IT industry. bagaimana dengan di finance? seberapa penting kualifikasi MBA dan certification untuk masuk ke dunia finance, khususnya di Indonesia secara khusus?
Hal ini ingin saya tanyakan karena sepengetahuan saya ada beberapa profesi khusus, seperti perusahaan manajemen konsultan yang menuntut konsultannya mengambil jenjang pendidikan s2 untuk dapat memperoleh career promotion.
LikeLike
@anonymous
Siang Toni,
Terima kasih sudah memperjelas pertanyaan anda dan berinvestasi di Panin Asset Management.
Terus terang untuk investment banking atau underwriter menurut definisi saya, sepertinya jarang ada yang buka lowongan kepada umum. Rekrutmen dilakukan secara terbatas, bisa dari kenalan ataupun rekomendasi orang. Bisa juga orang dari divisi lain yang ditarik ke divisi tersebut. Tapi jika anda memiliki informasi lowongan ke sana silakan dicoba.
Dari sisi penghasilan, terus terang saya tidak tahu. Bisa sama, lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari yang anda terima sekarang.
Terkait gelar, menurut saya itu juga kurang lebih sama dengan bidang kamu geluti. Tapi mungkin saja, kasus ini berbeda di tiap2 perusahaan. Tapi bayangkan saja begini, jika kamu adalah HRD di perusahaan Finance, sedang mewawancarai orang dengan background IT yang mau menjadi ahli di bidang finance. Apakah kamu akan terkesan dengan cuap2 orang itu? atau kamu akan terkesan jika dia memiliki gelar / sertifikasi khusus di bidang keuangan?
Jadi menurut saya pribadi, gelar itu menunjukkan kemauan seseorang untuk maju. Di mulut semua orang bisa bilang mau cari tantangan baru, tapi yang benar2 mengembangkan diri untuk bisa mendapat tantangan yang baru dengan belajar sesuatu yang di luar bidang keahliannya tidak banyak. Jika saya jadi HRD, maka saya akan percaya bahwa orang di depan saya memang niat maju, sebab saya tidak bisa membayangkan misalkan saya yang di bidang keuangan ini entah bagaimana caranya bisa dapat gelar sertifikasi dari Microsoft. Tingkat kesulitannya pasti sangat tinggi.
Kemudian ketika kamu sudah bergabung, maka pada saat kamu bertemu client atau calon client tentu mereka akan semakin menaruh hormat jika di kartu nama ada tulisan CFA bukan? ini juga menambah nilai jual, karena pada dasarnya di pasar modal kita berjualan jasa. Karena “barangnya” tidak kelihatan, maka yang jualanlah yang harus dipoles dengan baik.
Semoga bisa menjawab pertanyaan anda. Terima kasih
LikeLike
Pak Rudiyanto, terkait dengan sertifikasi WPPE, apakah Bapak ada link untuk materi yang bisa dipelajari ? Lalu biasanya di pasar modal itu ada komunitas apa saja ya Pak, kaitannya untuk terus ter update. Terima kasih sebelumnya. Salam
LikeLike
@Ela Batubara
Salam Ela,
Terus terang saya kurang tahu juga. Memang saat ini ada beberapa institusi yang menyelenggarakan pelatihan untuk ujian WPPE. Kamu bisa searching di google. Terima kasih.
LikeLike
Selamat sore Pak Rudiyanto,
Saya mau bertanya pak. Apakah jika kita sdh memperoleh sertifikat WPPE, kita sudah bisa melamar menjadi seorang broker pak? Apakah ada persyaratan-persyaratan lain yg harus dipenuhi selain mengantongi sertifikat WPPE? Mohon pencerahannya pak.
Terima kasih.
LikeLike
@Rosalina
Salam Rosalina,
Kalau sepengetahuan saya, ada 2 macam broker yang punya sertifikasi WPPE.
Yang pertama adalah Broker – Dealer. Kurang lebih adalah broker yang menjalankan perintah transaksi yang di order oleh investor via telepon. Biasanya investor yang memesan via telepon adalah investor institusi yang besar. Sehingga biasanya mereka membutuhkan dealer yang “klik” dengan mereka. Memahami behavior serta memiliki pengetahuan yang sangat bagus. Biasanya broker dealer yang ini adalah broker senior atau broker yang sangat berpengalaman.
Tipe kedua adalah Broker – Marketing. Perannya selain menjalankan transaksi investor atau terkadang membiarkan investor transaksi sendiri melalui account online trading, tugas utamanya adalah mencari calon investor yang mau berinvestasi di saham. Jadi broker yang ini lebih banyak unsur jualannya. Dalam kesehariannya, bisa saja mereka pergi dengan team riset jika menemui nasabah besar, atau pergi sendiri tapi dibekali pengetahuan oleh riset.
Untuk tipe pertama, menurut saya kurang lebih pekerjaannya sudah semi administrasi karena sifatnya hanya menjalankan perintah saja. Meski demikian, dengan semakin banyaknya online trading, jumlah orang yang ada di posisi ini semakin sedikit. Kalaupun masih ada, biasanya digunakan untuk menjaga nasabah besar perusahaan.
Untuk tipe kedua adalah lowongan yang sangat2 dicari oleh perusahaan sekuritas. Sebab posisi marketing bukan posisi favorit ketika orang melamar kerja sehingga peminatnya sedikit. Kebanyakan perusahaan sekuritas juga “malas” membangun team marketingnya. Akibatnya sebagian perusahaan sekuritas mengambil jalan pintas dengan membajak marketing yang kinerjanya sudah bagus di perusahaan lain.
Kesimpulannya, kalau anda mau menjadi broker tipe kedua, motivasinya kuat, mau jualan door to door dan kerjanya bagus, maka mencari pekerjaan tidak terlalu sulit. Sebagai karyawan, tentunya anda akan sangat dihargai oleh perusahaan dan kalaupun tidak, ada perusahaan lain yang bersedia menampung.
Kalau dari pengalaman saya selama ini, dunia pasar modal itu sangat sempit. Orang-orang yang tadinya bekerja di perusahaan A, mau itu jabatan eksekutif ataupun jabatan yang biasa, dalam waktu beberapa tahun bisa berpindah-pindah ke beberapa perusahaan.
Sertifikasi lain yang bisa mendukung kegiatan “jualan” anda seperti CFA, MM, CFP, dll bisa menyusul nanti. Yang penting bisa meraih kepercayaan investor untuk berinvestasi di saham melalui anda dulu. Ini yang paling penting.
Semoga informasi ini bermanfaat.
LikeLike
Salam Pak Rudiyanto,
Terima ksh banyak atas penjelasannya Pak. Sangat bermanfaat unk saya. Saya akan mencoba unk melamar di tipe ke 2 pak berhubung saya belum punya pengalaman mjd broker sama sekali sebelumnya. Semoga blog Bpk makin sukses..
Terima ksh.
LikeLike
O iya Pak, mau tanya satu hal lagi. Apakah broker saham itu sama dgn Equity Sales? Krn sy lihat di info low pekerjaan sepertinya banyak yg menuliskan Equity Sales (Pialang Saham). Mohon pencerahannya lagi Pak ya.
Terima ksh sebelumnya.
LikeLike
pak saya mau tanya mengapa pasar sekuritas tidak memberikan modal bagi Penerbit sekuritas Yang diperdagangkan dipasar tersebut?
LikeLike
@Rosalina
Betul Rosalina, yang dimaksud dengan equity sales itu kurang lebih broker tipe 2 yang saya maksud. Semoga sukses dengan rencananya.
LikeLike
@dede alfiah
Salam Dede,
Jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sekuritas adalah jasa transaksi (trading), jasa pinjaman uang untuk melakukan transaksi jual beli (margin trading), dan jasa penjamin emisi (membantu perusahaan menerbitkan saham).
Yang bisa memberikan pinjaman (modal) ke perusahaan adalah bank.
Semoga informasi ini bermanfaat.
LikeLike
maaf agak sedikit oot pak, saya mau tanya apa perbedaan antara private equity & hedge fund, dan apakah jika ada pribadi yang mengelola dananya sendiri di pasar modal bisa dikatakan memiliki PE/HF sendiri & ke depannya bisa menjelma menjadi sebuah perusahaan?
satu lagi pak, bagaimana cara perhitungan agar portofolio kita bisa diandaikan seperti reksadana yang dimulai dari nilai 1000? saya suka bingung menghitung jika ada dana yang topup/redeem. beli/jual?
Trimakasih
LikeLike
@henry
Salam Henry,
Sebenarnya Private Equity Fund dan Hedge Fund itu tidak ada dalam jenis instrumen investasi yang di cover dalam peraturan pasar modal di Indonesia. Jadi istilah itu adalah yang sering disebutkan oleh para investor ataupun kita baca di media asing.
Tapi kalau anda cek ke Wikipedia, istilah Private Equity Fund itu dekat dengan KPD. Dimana itu adalah kumpulan dana dari investor yang jumlahnya terbatas. Di Indonesia, peraturan KPD telah berubah menjadi 1 kontrak 1 investor.
Private Equity Fund menurut pemahaman saya adalah suatu dana yang dikumpulkan oleh sejumlah kecil investor. Nilainya variasi bisa besar sekali. Dan karena jumlah investor sedikit, tidak perlu ada ketentuan seperti reksa dana. Kalau mau resmi, bisa berbentuk perusahaan dengan pembagian komposisi saham yang jelas.
Dana private equity fund dalam skala yang kecil bisa dilihat pada angel investor yang memberikan modal untuk para start up. Dalam skala yang besar, perusahaan holding seperti Saratoga Capital adalah contoh. Dimana levelnya sudah bukan memberikan modal untuk para start up lagi, tapi sudah jual beli bisnis yang nilainya ratusan milliar hingga triliunan.
Jadi penjelmaan dari Private Equity Fund itu adalah bisa berupa perusahaan holding yang memiliki saham dimana-mana. Astra Internasional juga merupakan contoh, dimana perusahaan tersebut adalah holding untuk banyak anak perusahaan.
Kalau tentang Hedge Fund, menurut saya berbeda. Hedge berasal dari kata hedging atau lindung nilai. Dan berbicara lindung nilai, berarti manajer investasi bisa menggunakan kontrak mata uang asing atau kontrak saham untuk melindungi nilai investasinya. Namun pada prakteknya, hedge fund juga seperti private equity fund namun keunikannya adalah penggunaan utang (leverage) yang sangat tinggi.
Jadi sejumlah kecil orang kaya mengumpulkan uang, kemudian ditambah modal pinjaman entah itu dari bank atau dari margin perusahaan melakukan investasi secara agresif. Jadi investasi hedge itu sangat spekulatif dan jangkanya pendek karena menggunakan hutang. Apakah bisa jadi perusahaan atau tidak, saya kurang tahu. Tapi Soros Fund Management mungkin bisa menjadi salah satu contohnya.
Untuk perhitungan NAB/Up, mungkin artikel ini bisa menjadi salah satu referensi http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2012/11/09/back-to-basic-memahami-mekanisme-naik-turunnya-harga-reksa-dana/
Semoga bermanfaat
LikeLike
Terimakasih pak,sangat bermanfaat sekali Bagi saya sukses selalu pak
LikeLike
selamat siang pak…. kalo lulusan sma bisa ga ya ikut ujian WPPE?
saya sangat tertarik sekali untuk menjadi broker…
tapi saya terkendala title…?
terima kasih
LikeLike
@imam
Selamat Malam Imam,
Kalau anda sangat tertarik, apakah kamu sudah menanyakan langsung ke tempat ujian bahwa seperti apa syarat pendaftarannya? Apakah memang disebutkan bahwa WPPE harus S-1?
Di Panin Sekuritas, kalau saya tidak salah, ada Office Boy yang berhasil mendapat sertifikasi WPPE. Menurut saya, jika kamu memang benar2 menginginkan maka yang menjadi penghalang keberhasilan mencapai cita-cita tersebut adalah kamu sendiri. Bukan title dan lainnya..
Semoga bermanfaat.
LikeLike
@Rudiyanto Terimakasih Pak Rudi atas penjelasannya, sukses selalu untuk blognya
LikeLike
Salam Pak Rudiyanto, artikel bapak memberikan pencerahan buat saya karena saya lagi cari info pekerjaan buat di bidang finance. Gini pak saya seorang mahasiswa yang berencana mengambil finance and marketing sbgai jurusan saya. Setelah googling ketemu artikel bapak, pertanyaan saya ada beberapa yaitu
1. Untuk bisa bekerja di pasar modal khususnya investment banking and underwriter kriterianya S2 dan lulus sertifikasi WPPE ya ?. Kalau baca comment bapak di atas ttang OB di Panin Sekuritas, artinya saya setelah lulus S1 cukup mengikuti sertifikasi WWPE dan sudah bisa melamar ke pasar modal pak ?
2. Saya bingung pak, soalnya gini selain pasar modal lowongan pekerjaan bagi lulusan finance khususnya S1 saya googling yaitu lebih cenderung mencatat dan mengkoordinasi keuangan yang mana pekerjaan itu bnyak di isi oleh lulusan akuntansi daripada finance itu sendiri. Jadi pertanyaan saya kalau saya tidak melamar di pasar modal jadi lapangan pekerjaan saya hanya di divisi keuangan yang hampir tak ada bedanya dengan akuntasi ?
Maaf sedikit berlepotan pertanyaannya pak, soalnya saya benar-benar tidak ada gambaran akan lapangan pekerjaan di finace, tapi saya tertarik setelah membaca artikel bapak. Terima kasih bnyak pak
LikeLike
@Meily
Salam Meily,
Kalau kamu memang fokus untuk mau bekerja sebagai investment banking dan underwritter, maka ya fokus disitu saja. Apakah kriterianya harus S1 atau S2 dan punya sertifikat atau tidak, saya tidak tahu. Sepertinya tidak begitu dipermasalahkan. Perihal sertifikat, banyak juga orang2 baru ujian setelah bekerja, bukan sebelumnya.
Kalau dari pengalaman saya, banyak orang yang bekerja di pasar modal itu dasarnya referensi. Entah itu referensi dari orang2 yang sudah bekerja, ataupun referensi dari dosen atau pengajar ketika mengikuti kursus / kuliah berkaitan dengan pasar modal. Sebab para pengajar atau dosen umumnya adalah praktisi sehingga bisa kalau ada calon yang bagus, bisa langsung direkrut.
Untuk pertanyaan kedua, kalau menurut saya kamu tidak perlu khawatir. Mungkin hanya dokter, arsitek atau notaris yang untuk bisa menjadi profesi tersebut kamu harus benar2 kuliah dengan jurusan yang bersangkutan. Tapi di luar itu, ada banyak sekali orang yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya, dan tidak sedikit juga yang sukses. Yang penting adalah pekerjaannya sesuai passion.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
siang pak rudi, salam kenal ya..
Maaf bila lari dari content
saya mau tanya perbedaan antara main saham sendiri dgn saham di mainkan oleh manajer investasi, apa untung dan ruginya?
terima kasih
RT
LikeLike
@ratika
Salam Kenal juga,
Kalau untung dari investasi sendiri adalah ada rasa senang dan bangga ternyata tebakannya benar. Dan kalau salah kita jadi tahu yang salah. Ruginya adalah apakah ada waktu dan uang yang cukup untuk melakukan hal tersebut.
Kalau untung dari dimainkan manajer investasi, kita bisa menikmati keuntungan di saham sambil melakukan hal lain. Selain itu, ada juga pihak yang bisa disalahkan kalau nilainya turun. Ruginya adalah tidak ada kontrol sehingga pasrah bongkokan dengan pengelolaan oleh Manajer Investasi.
Semoga menjawab pertanyaan anda, terima kasih.
LikeLike
Salam kenal pak Rudiyanto,
kl mau ikut pelatihan ujian mgr investasi dan sertifikasi pasar modal lain, lbh rekomen Ticmi atau bina insan atau other? Thx u.
LikeLike
Yth Pak Rudi, ini saya lagi.. hehe
Saya penasaran sekaligus tertarik dengan profesi trainer untuk pasar modal. Kalau ingin menjadi trainer-katakanlah di BEI, apakah harus punya sertifikasi WPPE juga?
Terima kasih penjelasannya (^_^)
LikeLike
@simin
Salam kenal juga Simin,
Kalau di TICMI setahu saya abis training bisa langsung daftar ujian. Kalau di Bina Insan, setelah daftar training, untuk ujian masih harus daftar lain. Secara harga anda bisa komparasi mana yang lebih mahal atau murah.
Kalau rekomendasi dari saya, terus terang saya tidak ada. Coba lihat saja dari sisi jadwal, tempat dan nama-nama pengajarnya. Semoga bermanfaat.
LikeLike
@Nina
Salam Nina,
Kalau secara pekerjaan memang tidak perlu. Akan tetapi kalau ada yang bisa mendukung cv anda. Biasanya ada 3 macam trainer, Pertama. yang memang pekerjaannya melakukan edukasi dan training. Biasanya mereka bekerja di IDX langsung, bisa di cabang seperti PIPM (Pusat Informasi Pasar Modal) ataupun divisi edukasi di kantor pusatnya. Sayangnya karena sudah setengah regulator, mereka tidak bisa memberikan rekomendasi. Jadi pembahasanya lebih diutamakan pada konsep-konsep dasar dan pemahaman tentang produk investasi. Tapi ketika ditanya beli saham apa, mereka tidak membahasnya. Pembahasan ini lebih dilakukan oleh kategori kedua dan ketiga.
Kedua, trainer yang berasal dari perusahaan sekuritas atau manajer investasi. Biasanya mereka memberikan training karena menjadi host dalam acara yang mereka selenggarakan. Biasanya, mereka juga bertugas mempromosikan produk atau fasilitas dari perusahaan. Memang menjadi pembicara bukan tugas utama mereka, tapi ada juga yang kualitas bicaranya bagus.
Ketiga, trainer profesional yang memang mencari nafkah dari bidang ini. Bisa saja mereka bekas kerja di sekuritas, manajer investasi atau IDX. Biasanya pembicara dari kategori ketiga ini adalah yang paling baik karena kalau bicaranya kurang bagus, tidak ada peserta yang datang. Terkadang, mereka juga membebaskan biaya partisipasi, tapi sebenarnya itu dibayar dari sponsor. Untuk itu mereka juga harus punya kemampuan mengumpulkan peserta. Ada juga yang menjual produk seperti situs berlangganan, riset, buku dan hal lainnya.
Jadi, menurut saya yang harus dilatih itu kompetensi berbicaranya dulu. Soal sertifikat bisa menyusul. Demikian semoga bermanfaat.
LikeLike
@Rudiyanto
thx infonya pak. Ohya kl saya mau ikut ujian utk sertifikasi WMI, sedangkan saya belum pernah bekerja di bidang investasi , saham, broker dll. bagaimana pak? Bisa tidak? thx again.
LikeLike
@Simin
Coba ditanyakan ke lembaga sertifikasinya langsung. Semoga bermanfaat
LikeLike
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai pasar modal. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai pengabdian masyarakat yang bisa anda kunjungi di seputar pasar modal
LikeLike
Salam Kenal Bapak Rudiyanto,
Sungguh artikel yang bapak sampaikan sangat bermanfaat dan menambah wawasan, terutama bagi saya yang tertarik untuk mendalami pasar modal.
Adapun hal yang ingin saya tanyakan saat ini, saya pernah membaca salah satu Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai jasa trust, dimana salah satu fungsi dari pengelola harta trust (trustee) adalah sebagai Investment Agent, bagaimana mekanismenya ? Apakah sama dengan yang bapak paparkan pada artikel ini ? (seperti Perusahaan Manajer Investasi).
Hormat saya,
Donny
LikeLike
iya betul film ini , ketika saya sedang dirumah , tidak ada yang diajak bicara , saya menonton film ini di salah satu channel yang kadang di putar beberapa kali , lumayan saya harus menonton 3 kali , agar bisa mengetahui detail ceritanya dengan benar , persaingan dalam karir dan cinta. mencoba dipisahkan tapi akhirnya harus bersatu. film yang lumayan menghibur.
LikeLike
@Donny
Salam kenal juga pak Donny,
Jasa Trust memang beberapa kali pernah saya dengar. Dalam bahas Indonesia, mungkin kalimat yang tepat adalah Wali Amanat. Peraturan yang mengatur tentang wali amanat itu biasanya ada di perbankan seperti yang anda kemukakan dan wali amanat itu sendiri berbentuk badan hukum bank.
Wali amanat yang sering saya lihat adalah di Obligasi. Dimana bank menjadi wali amanat dari obligasi tertentu yang tugas dan tanggung jawabnya tercantum dalam prospektus obligasi.
Lembaga pasar modal umumnya tidak bisa menyelenggarakan jasa wali amanat. Dan terus terang saya juga tidak memahami dengan detail seperti apa prospek di profesi ini. Yang jelas, dia termasuk dalam kategori Manajer Investasi, Perantara Pedagang Efek (broker) dan Penjamin Emisi Efek (Underwritter)
Terima kasih.
LikeLike
Selamat siang pak Rudi,
Saya Stephen, 24 tahun, saya tertarik sekali membaca ulasan bapak mengenai pasar modal ini, terlebih lagi saya pernah memiliki sertifikat WAPERD sewaktu saya pernah bekerja di bank swasta (saat ini saya bekerja sebagai settlement staff di pialang pasar uang). Ada 2 hal yg ingin saya tanyakan:
1. Apakah perusahaan sekuritas dgn perusahaan manajer investasi pada umumnya merupakan 2 perusahaan yg terpisah (co: Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi)? Karena yg saya tahu, manajemen investasi merupakan bagian dari suatu perusahaan sekuritas.
2. Dengan pekerjaan saya saat ini, apakah ruang lingkup pekerjaan di pialang pasar uang ada hubungannya dgn pekerjaan di pasar modal jika saya ingin memulai karir di manajemen investasi?
Mohon advisenya ya pak Rudi, God bless!
LikeLike
@Stephen
Sore Pak Stephen,
Sehubungan dengan pertanyaan anda:
1. Kalau sudah ada nama PT. seperti PT. Mandiri Sekuritas dan PT. Mandiri Manajemen Investasi berarti itu dua perusahaan yang terpisah. Beberapa tahun lalu, memang sempat ada himbauan kepada perusahaan untuk memisahkan dua unit bisnis ini menjadi 2 perusahaan yang berbeda. Tapi karena sifatnya himbauan, ada yang melakukan ada juga tidak. Sehingga tetap ada perusahaan sekuritas yang memiliki bidang usaha manajemen investasi. Kalau di bank itu istilah kaya Unit Usaha Syariah dan Badan Usaha Syariah.
2. Kalau itu tergantung ama yang interview kamu. Sifatnya memang melakukan analisa dan eksekusi transaksi. Hanya saja di pasar modal, orang jual beli saham dan obligasi kalau kamu jual beli pasar uang dan obligasi. Jadi harusnya masih ada linknya yaitu sama-sama melakukan kegiatan analisa.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
Siang pak Rudi.. Saya mau bertanya apa bedanya posisi Marketing, Equity Sales, dan trainer di perusahaan sekuritas ?
LikeLike
@Muthia
Selamat siang Muthia,
Terus terang karena tidak bekerja di sekuritas saya tidak begitu mengerti bedanya marketing dengan equity sales karena pada dasarnya sama. Mungkin bedanya adalah marketing fokusnya dapatkan nasabah baru sementara equity sales yang menangani nasabah yang diperoleh tersebut supaya bertransaksi.
Kalau trainer, ya orang yang memberikan training.
Semoga bermanfaat.
LikeLike