
Di awal tahun 2020 ini, kurs nilai tukar Rp terhadap USD telah menguat di rentang Rp 13.700an. Dibandingkan dengan dengan mata uang negara asia lainnya, mata uang Rp termasuk salah satu yang paling tinggi.
Tidak ada yang tahu sampai kapan Rp akan terus menguat, namun hitung-hitungan secara fundamental di tahun 2020 seharusnya nilai wajar Rp masih di atas rentang Rp 14.000an. Bagi yang suka mengumpulkan USD, kondisi ini merupakan kesempatan untuk mendapatkan USD di harga yang relatif murah.
Berinvestasi pada USD dapat dilakukan dengan membeli mata uangnya secara fisik dan menyimpannya di bawah bantal atau tabungan USD perbankan. Selain itu, investasi pada USD juga dapat dilakukan melalui reksa dana berdenominasi USD.
Dibandingkan membeli USD secara fisik atau tabungan yang bunganya sangat kecil, investasi di reksa dana USD dapat memberikan potensi kenaikan harga. Tentu saja, sebagai produk investasi, terdapat juga risiko seperti penurunan harga.
Reksa Dana USD
Secara umum, reksa dana USD adalah reksa dana yang perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB)-nya dinyatakan dalam USD. Selain USD, reksa dana juga diperbolehkan menggunakan mata uang Euro namun sejauh ini belum ada manajer investasi yang menerbitkannya.
Jika melihat produk-produk yang ada saat ini, produk reksa dana USD yang ditawarkan terdiri dari Reksa Dana Pasar Uang USD, Reksa Dana Pendapatan Tetap USD, Reksa Dana Campuran USD, Reksa Dana Saham USD, Reksa Dana Terproteksi USD, dan Reksa Dana Syariah Efek Global.
Ada manajer investasi / agen penjual yang menjual semua jenis reksa dana di atas, ada juga yang hanya menjual jenis tertentu saja.
Meski menggunakan mata uang asing, bukan berarti reksa dana akan menginvestasikan dananya di luar negeri. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan OJK, investasi reksa dana di instrumen luar negeri adalah maksimal 15% dari total dana kelolaan.
Khusus untuk Reksa Dana Syariah Efek Global, kebijakan investasi di luar negeri sesuai peraturan OJK adalah minimal 50% dari total dana kelolaan. Jadi hanya Reksa Dana Syariah Efek Global yang benar-benar menginvestasikan sebagian besar atau seluruh investasinya ke luar negeri.
Untuk reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham USD, manajer investasi akan menggunakan dana investor untuk ditempatkan pada instrumen deposito, saham dan obligasi di dalam negeri.
Di Indonesia, manajer investasi masih bisa menempatkan di deposito dan obligasi USD karena memang tersedia. Namun untuk saham hanya terdapat 1 mata uang saja yaitu Rp. Dengan mengambil contoh reksa dana campuran USD, manajer investasi akan menempatkan dana kelolaan pada deposito USD, Obligasi USD dan Saham Rp.
Perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit setiap hari dilakukan dalam mata uang USD. Untuk itu, khusus untuk reksa dana USD yang berinvestasi pada saham Rp, selain potensi naik turunnya harga berdasarkan fluktuasi harga saham, terdapat juga potensi naik turunnya harga berdasarkan kurs nilai tukar.
Sebagai contoh sederhana, Reksa Dana Saham USD membeli Saham ABCD pada harga Rp 14.000. Kurs nilai tukar pada saat pembelian adalah Rp 14.000 sehingga Nilai Aktiva Bersih dalam USD adalah nilai saham / Kurs = 14.000 / 14.000 = 1 USD.
1 Tahun kemudian harga saham masih sama, namun Kurs Rp mengalami penguatan ke level Rp 13.000. Maka Aktiva Bersih ketika dihitung akan menjadi Rp 14.000 (nilai saham) / Rp 13.000 (kurs) = 1.0769 atau naik sebesar 7.69%.
Sebaliknya jika kurs Rp mengalami pelemahan hingga ke level Rp 15.000, maka Nilai Aktiva Bersih per unit akan menjadi Rp 14.000 / Rp 15.000 = 0.9333 atau turun 6.67%.
Simulasi di atas menunjukkan bahwa naik turunnya NAB per unit Reksa Dana USD yang berinvestasi pada saham Rp juga sangat dipengaruhi oleh kurs nilai tukar. Pengaruh kurs akan sangat besar di reksa dana saham USD karena minimal 80% diinvestasikan ke saham dan untuk reksa dana campuran USD sesuai dengan bobot yang ditempatkan di saham.
Khusus untuk awal tahun 2020 ini, penguatan nilai tukar Rp terhadap USD yang ke level 13.700an juga berkontribusi positif terhadap kinerja reksa dana USD yang berinvestasi pada saham. Namun harus diingat juga kondisi sebaliknya bisa terjadi apabila kurs Rp melemah.
Untuk Reksa Dana Syariah Efek Global, memang tidak disebutkan secara khusus alokasi ke saham, obligasi dan deposito seperti halnya pada reksa dana saham, campuran dan pasar uang. Namun untuk produk-produk yang sudah terbit, rata-rata berjenis saham.
Berbeda dengan reksa dana USD konvensional, Reksa Dana Syariah Efek Global menempatkan minimal 50% efek di luar negeri dan pada banyak produk bahkan hampir seluruhnya ditempatkan di luar negeri. Hanya sebagian kecil saja yang disisakan pada deposito atau giro USD dalam negeri untuk keperluan pembayaran redemption.
Penempatan saham luar negeri biasanya dalam bentuk mata uang USD langsung sehingga tidak ada risiko kurs seperti halnya jika ditempatkan di saham Rp Indonesia. Jadi risiko utamanya adalah pergerakan saham luar negeri yang menjadi aset dasarnya.
Cara Berinvestasi Reksa Dana USD
Pembukaan rekening reksa dana USD pada dasarnya sama seperti reksa dana Rp. Tidak ada ketentuan dokumen tambahan khusus. Namun karena perbedaan mata uang, biasanya calon investor juga ditanyakan apakah memiliki rekening tabungan dalam USD yang akan dipergunakan sebagai sumber dana dan rekening tujuan pencairan.
Rekening tabungan USD diperbankan biasanya memiliki biaya administrasi jika minimal saldo di bawah ketentuan. Kemudian transfer USD antar bank juga dikenakan biaya yang relatif tinggi minimal 20 USD. Biaya ini bisa diminimalkan apabila rekening sumber dana dan rekening bank kustodian reksa dana di bank yang sama.
Biaya di atas akan cukup memberatkan apabila nilai investasi di reksa dana relatif kecil. Sebagai alternatif, sebenarnya investor juga dapat melakukan pembelian reksa dana USD dari sumber tabungan dengan mata uang Rp. Konsekuensinya pada saat dicairkan, maka yang diterima juga dalam bentuk Rp karena akan dikonversikan sesuai mata uang tujuan transfer.
Ada cara yang lebih praktis dimana Pembelian reksa dana USD dilakukan dengan cara switching dari Reksa Dana Pasar Uang sepanjang berasal dari produk manajer investasi yang sama. Investor tidak perlu datang ke bank dan dapat dilakukan secara online melalui situs atau aplikasi yang disediakan manajer investasi.
Dengan tingkat Inflasi yang rendah, suku bunga di Indonesia maupun di Amerika Serikat yang masih berpotensi turun, serta outlook yang positif terhadap pasar saham Indonesia di tahun 2020 bisa menjadi sentimen positif untuk reksa dana USD terutama yang berinvestasi di Indonesia.
Selain membeli USD, masyarakat juga dapat mempertimbangkan Reksa Dana USD sebagai salah satu instrumen investasi di tahun 2020 ini.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.
Artikel ini dimuat di Kompas Online 16 Januari 2020
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog
Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh
Belajar Reksa Dana : www.ReksaDanaUntukPemula.com