Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah pendekatan untuk menghitung return saham yang wajar. Ada 2 kegunaan:
- Untuk memprediksi return di masa mendatang
- Untuk mengevaluasi kinerja di masa lalu
Ada 2 pendekatan yang digunakan yaitu Securities Market Line (SML) yang biasanya digunakan untuk efek secara individual dan Capital Market Lines yang biasanya digunakan untuk portofolio (kumpulan efek).
Perhitungan SML menggunakan Beta dan perhitungan CML menggunakan standar deviasi (total risk). Menurut saya, kedua cara tersebut bisa digunakan baik untuk efek ataupun portofolio. Dan secara pribadi saya lebih menyukai pendekatan CML.
Secara matematis, rumus CAPM adalah sebagai berikut
CAPM SML = Risk Free + Beta x (Return Market – Risk Free)
CAPM CML = Risk Free + Standard Deviasi Produk / Standard Deviasi Market x (Return Market – Risk Free)
Dalam konteks evaluasi kinerja masa lalu, selisih antar return seharusnya berdasarkan CAPM dengan return aktual, dalam beberapa literasi juga disebut sebagai Abnormal Return. Meski demikian, Abnormal Return juga dapat dihitung dengan menselisihkan antara return produk dengan return pasar.
Setelah dihitung, selanjutnya dibuat grafik antara SML dan CML dengan saham-saham dengan angka aktualnya. Dengan demikian, kita bisa melihat efek mana yang berada di garis SML / CML dan efek mana yang di luar SML / CML.
Studi kasus berdasarkan IHSG dan LQ-45 untuk data saham 2021 adalah sebagai berikut :
Grafik CAPM Berdasarkan Pendekatan Securities Market Line
Grafik CAPM Berdasarkan Pendekatan Capital Market Line
Semoga bermanfaat