Tulisan kali ini merupakan salah satu cuplikan kecil dari materi yang saya bawakan pada saat acara talkshow bersama Kontan kemarin. Semoga bisa bermanfaat untuk teman2 yang belum sempat datang ke acara tersebut.
Apa yang paling penting dalam berinvestasi di reksa dana? Menurut saya ada 2:
1. Memiliki kondisi finansial yang sehat. Pembahasan tentang Sehat Secara Finansial bisa anda baca disini http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2010/11/04/sehat-dulu-investasi-kemudian/
2. Memiliki Tujuan Investasi yang jelas.
Memiliki tujuan investasi sangat penting. Karena dengan adanya tujuan yang jelas, bisa menjawab banyak sekali pertanyaan investor. Dari berapa sebaiknya investasi bulanan yang harus kita lakukan, jenis reksa dana apa yang harus kita pilih, hingga apakah sebaiknya kita melakukan cutloss, pindah produk reksa dana, atau bahkan taking profit dan menikmati hidup.
Meski kedengarannya mudah, namun pada prakteknya tidak mudah-mudah amat, diperlukan kedisiplinan dan niat yang kuat bahwa kita ingin dan mampu memiliki kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.Tujuan investasi sangat banyak dan beragam. Namun dalam contoh kali ini saya menggunakan Pensiun (sesuai dengan judul di atas. Contoh yang saya pergunakan adalah perencanaan pensiun buat keluarga dengan penghidupan yang menurut saya layak jika ingin pensiun di kota besar di Indonesia. Contohnya sebagai berikut:
Secara sederhana, cara baca dari gambar di atas adalah:
1. Jika anda ingin pensiun 20 tahun dari sekarang dengan gaya hidup setara Rp 10 juta sekarang, tanpa harus bekerja lagi selama masa pensiun tersebut, maka 20 tahun dari sekarang, jumlah dana yang anda butuhkan adalah sekitar Rp 9,08 Milliar.
2. Kalau anda ingin bisa pensiun dengan berinvestasi di Deposito, maka setiap bulannya anda harus menabung Rp 19.650.000.
3. Jika anda ingin melakukannya melalui reksa dana, dan berhasil menemukan reksa dana yang mampu menghasilkan return 25% per tahun dalam jangka panjang, maka jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp 1.350.000
Bagi teman2 yang sudah kenal dengan financial planner atau memiliki pengetahuan tentang financial planning tentu informasi di atas bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Namun terkejut atau tidak, jika anda ingin pensiun 20 tahun dari sekarang, maka siap2lah punya uang paling tidak sekitar Rp 9 miliar nanti. Pencapaian dari 0 ke Rp 9 miliar itu tentu tidak hanya terjadi dalam sekejap mata saja. Ada proses yang harus dilalui oleh investor. Untuk kepentingan simulasi, saya mengasumsikan rencana tersebut dibuat dari tahun 2005. Jika di grafikkan, proses tersebut adalah sebagai berikut:
Grafik ini menceritakan plan 5 tahunan yang harus dicapai oleh si investor untuk bisa mencapai Rp 9 milliar 20 tahun yang akan datang. Dengan asumsi plan tersebut dilakukan pada tahun 2005 maka target 5 tahunan adalah seperti yang terlihat di atas. Rp 16,5 juta di 2005, Rp 215 juta di 2010, Rp 900 juta di 2015, Rp3,2 miliar di 202o dan finally, Rp 9 milliar di 2020 (saat pensiun).
Memiliki tujuan jangka panjang memang bagus, sebab proses tersebut tidak selesai. Selain plan jangka panjang kita perlu juga membuat monitoring jangka pendek untuk memastikan apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak.
Pada umumnya, karena jumlah investasi yang dibutuhkan relatif lebih kecil dan jangka waktunya yang dibutuhkan relatif panjang. Orang akan memilih mencapai tujuan pensiunnya dengan berinvestasi pada reksa dana saham. Bahkan, dengan semakin majunya produk perbankan, ada fasilitas autoinvest yang memungkinkan rekening investor di debit secara otomatis dan melakukan top up secara bulanan ke reksa dana yang dipilihnya.
Meski pergerakan harga reksa dana saham fluktuatif, logikanyanya dalam jangka panjang pasti untung (padahal belum tentu). Selain itu, perhitungan jumlah investasi bulanan yang diperlukan itu umumnya jarang ditopang dengan pengetahuan reksa dana yang memadai. Akibatnya fokus investor hanya di bagaimana bisa mencicil jumlah investasi yang dibutuhkan namun melupakan faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu apakah kinerja reksa dananya telah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Padahal belum tentu seluruh reksa dana saham akan untung dan memberikan kinerja seperti yang diharapkan dalam jangka panajgn.
Tindakan investor di atas dalam jangka panjang bisa berakibat fatal, sebab pemilihan produk reksa dana yang tidak tepat dapat membuat tujuan keuangan tidak tercapai. Seperti yang ditunjukkan dalam grafik sebagai berikut:
Sama seperti grafik sebelumnya, bedanya hanya pada grafik ini ditambahkan grafik warna biru yang merupakan hasil aktual dari investasi di reksa dana non jagoan. Yang dimaksud dengan reksa dana non jagoan adalah reksa dana saham yang dipilih oleh penulis dengan mengambil contoh reksa dana yang TIDAK termasuk dalam daftar reksa dana jagoan yang dipublikasikan di Kontan Edisi Khusus dengan topik Memilih Reksa Dana Jagoan.
Perbandingan antara grafik biru dan grafik merah di atas menunjukkan bahwa setelah berinvestasi selama 5 tahun dengan cicilan Rp 1,350.000 per bulan memang secara nominal investor memperoleh keuntungan. Namun, sebetulnya jika dikaitkan dengan tujuan investasi pertama kali, bisa dibilang, investor tersebut sangat diragukan untuk bisa pensiun dengan gaya hidup yang dia inginkan 15 tahun yang akan datang (asumsinya sudah jalan 5 tahun).
Berikutnya, dilakukan simulasi lagi dengan memilih satu reksa dana saham secara random, namun kali ini dilakukan pada reksa dana saham yang masuk dalam kategori reksa dana jagoan dalam publikasi kontan. Hasil simulasinya adalah sebagai berikut:
Sangat berbeda jauh bukan? Pada akhir 2010, investor tersebut ditargetkan untuk memiliki setidaknya Rp 215 juta, namun kenyataannya hasil investasi telah berkembang menjadi Rp 378 juta. Jauh di atas target yang diharapkan. Bagi investor yang berada dalam kondisi ini, sebetulnya secara finansial sangat fleksibel.
Banyak pilihan yang bisa dia lakukan, seperti berhenti mencicil untuk 1-2 tahun ke depan dan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lainnya atau bila perlu berfoya-foya. Mencairkan sebanyak Rp 163 juta (Rp 378 – Rp 215), dan menggunakan uang tersebut untuk kesenangan pribadi sambil terus melanjutkan investasi bulanannya yang sebesar Rp 1,35 juta. Bagi investor yang ini saya mengucapkan selamat, karena kemungkinan dia untuk bisa pensiun 15 tahun yang akan datang sangat besar. Bahkan bukan tidak mungkin bisa pensiun dini jika dana tersebut tercapai lebih cepat.
Hasil simulasi di atas menunjukkan:
1. Pemilihan reksa dana yang tidak tepat dapat menyebabkan tujuan investasi tidak tercapai
2. Investasi jangka panjang memang penting, namun lebih penting lagi adalah hasil investasi mencapai tujuan / target yang diharapkan. Jika tidak maka sebaiknya investor harus mengevaluasi kegiatan investasinya. Apakah memang investasinya yang kurang banyak atau memang kinerja reksa dananya yang tidak mendukung.
3. Kebijakan untuk melakukan profit taking / cut loss haruslah didasarkan pada perbandingan antara tujuan dengan aktual. Jika memang hasil aktual jauh di atas target maka tidak ada salahnya mengambil sebagian dari selisih untuk dinikmati. Sebaliknya apabila hasil aktual jauh di bawah tujuan padahal sudah dilaksanakan sesuai tujuan, maka tidak salahnya juga melakukan cutloss sambil mencari reksa dana lain yang lebih prospek.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat bagi semua. Semoga kita semua bisa mencapai tujuan keuangan dengan investasi yang kita lakukan. Apabila anda membutuhkan alat bantu untuk bisa mencapai tujuan tersebut bisa anda akses di sini. Atas perhatiannya saya mengucapkan banyak terima kasih.
Teman2 dan para pembaca blog yang setia, biasanya saya memberikan rekomendasi tentang buku-buku yang bagus. Kali ini saya ingin memperkenalkan buku saya sendiri. Judulnya “Sukses Finansial Dengan Reksa Dana”.
Buku ini membahas tentang segala sesuatu yang harus anda tahu tentang reksa dana, mulai definisi, peraturan, tata cara investasi, praktek reksa dana dan riset-riset berkaitan tentang reksa dana, investasi pasar modal di Indonesia dan bagaimana caranya untuk mencapai kesuksesan finansial melalui investasi reksa dana. Semua esensi, pengetahuan dan pengalaman saya selama bertahun-tahun baik sebagai investor reksa dana, konsultan yang memberikan masukan tentang investasi, hingga saat ini sebagai pelaku pasar modal yang memasarkan produk reksa dana kepada masyarakat diringkas dalam buku ini.
Menurut informasi dari penerbit, yaitu Elex Media Komputindo, buku akan tersedia di toko buku Gramedia paling lambat tanggal 25 September. Ada 2 versi yang tersedia yaitu Versi Softcover yang bisa anda peroleh di Toko Buku Gramedia dengan harga Rp 99.800.
Versi kedua yaitu Versi Hardcover, untuk yang ini hanya bisa anda beli dengan memesan langsung kepada saya. Harga versi Hardcover termasuk ongkos kirim untuk Jakarta adalah Rp 135.000
Dengan membeli edisi Hardcover, anda juga akan mendapatkan Excel yang berisi:
- Kalkulator Time Value of Money
- Kalkulator Biaya dan Return Reksa Dana
- Perhitungan Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha lengkap dengan contoh data historis dan rumus perhitungan
Apabila anda berminat dengan versi Hardcover ini, maka prosedur pembelian dan pengiriman adalah sebagai berikut:
- Lakukan transfer ke rekening sebagai berikut:
- Bank BCA KCP Mall Ciputra Jakarta
- Atas nama Vonny Susilo
- No Rekening 466 13 58 674
- Nominal Transfer sesuai ketentuan di bawah
- Masukkan Berita: Nama Lengkap
Total Transfer adalah sebagai berikut
- Untuk pengiriman daerah Jakarta Rp 135.000
- Untuk pengiriman daerah Jawa Rp Rp 140.000
- Untuk pengiriman Domestik Luar Jawa Rp 150.000
- Selanjutnya Nama Lengkap, Bukti Transfer, Alamat Pengiriman Buku, dan Nomor Telepon yang bisa dihubungi bisa di Email ke vonnysusilo.zh@gmail.com
- Harap teman2 dapat mencantumkan Alamat Pengiriman Lengkap dengan Kode Pos dan Nomor Telepon yang aktif untuk mempermudah proses pengiriman.
- Selanjutnya kami akan mengirimkan email konfirmasi mengenai tanggal pengiriman buku ke alamat dan softcopy Excel Time Value of Money dan Investasi beserta Password untuk membuka file ke alamat email anda
Apabila ada yang ingin ditanyakan bisa langsung di bagian comment.
Demikian atas perhatian dan dukungannya, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Pak Rudi,
Untuk cross check-nya biasanya bagaimana yah, soalnya yang saya punya hanya bukti peyertaan yang dikirim; semua dokumen saya kirim lewat email.
Saya-pun tidak punya account di bank custodian; saya hanya transfer RTGS dari rekening saya.
Thanks
LikeLike
Pak Rudi,
Saya kok sering sekali melihat ilustrasi return dari reksadana itu selalu seputar 16% – 25%,
termasuk dari contoh diatas yg digunakan Pak Rudi.
(juga dari website-2 lainnya yg menawarkan produk reksadana / blog finansial yg lain)
Yang saya tanyakan apakah return itu tidak terlalu tinggi untuk dijadikan ilustrasi pak ?
Rasanya kok hampir mustahil bisa menemukan investasi yang secara konsisten bisa return 25% setiap tahun,
Apakah menurut bapak di tahun-tahun mendatang, dengan melalui reksadana kita masih bisa expect return yang demikian besar,
mengingat kondisi perdagangan saham di Indonesia nantinya juga semakin mature ?
Kadang saya merasa investasi yang bisa return 8% – 9% secara konsisten sudah lumayan beruntung,
mengingat deposito di bank cuman bisa memberikan 5.5% – 6% (belum terpotong pajaknya yg 20%).
Terima kasih sebelumnya pak Rudi, blognya sangat berguna 😀
LikeLike
@indra kurniawan
Salam Pak Indra Kurniawan,
Salah satu alternatif yang mungkin bisa anda coba adalah misalnya seperti ini
Anda beli reksa dana 2 kali, Pertama di harga Rp 1000 beli Rp 10 juta dan Rp 1500 dibeli sebesar Rp 15 juta. Total kepemilikan anda adalah 10.000 + 10.000 unit = 20.000 unit.
Pada akhir bulan februari katakan harga pasarnya adalah 2000, maka dengan memiliki 20.000 unit, maka nilai pasar dari reksa dana yang tertera pada kertas seharusnya adalah 20.000 unit x 2000 = Rp 40 juta. Jika angkanya tidak sampai Rp 40 juta atau unit penyertaan yang tertera di bawah 20.000 unit, maka ada baiknya anda crosscheck dengan pihak marketing.
Alternatif lainnya adalah meminta marketing melakukan hal tersebut untuk anda. Sekarang banyak Manajer Investasi yang mengembangkan sistem monitoring berbasis web sehingga investor bisa mengakses sendiri rekap transaksinya. Jika tidak anda juga bisa menggunakan jasa independen seperti finansial planner atau myplan di infovesta.com
Semoga bermanfaat.
LikeLike
@Herman
Salam Pak Herman,
Pendapat bapak tidak salah, bahkan saya sangat setuju dengan pendapat bapak. Tapi terkadang benar dan salah itu relatif. Misalnya di 2008 – 2009, deposito yang wajar adalah 10% bahkan bisa lebih. Sekarang karena inflasi rendah dan investment grade maka 5-6% juga dikatakan wajar.
Penggunaan angka asumsi return yang tinggi sebetulnya juga tidak salah karena kalau dilihat secara historis jangka panjang, kenyataannya memang ada reksa dana yang return rata-rata pertahun sama atau lebih besar dibandingkan rate 25%. Namun disisi lain, penggunaan rate yang tinggi memiliki unsur komersial, investor dihadapkan pada mimpi bisa kaya dengan usaha kecil. Sebagai contoh, menyetor 1,3 juta selama 20 tahun atau cuma sekitar 312 juta bisa jadi Rp 9 Miilar. Ini kan fantastis, sehingga investor yang mau kaya jadi ingin berinvestasi pada reksa dana ini.
Jadi penggunaan 16%-25% persen ini tidak salah, namun juga ada unsur pemasaran, yah tidak salah juga. Zaman ini kalau ga begini siapa yang mau investasi? Tapi kalau bapak mau lihat angka yang secara akademis dan juga sekaligus menjawab pertanyaan bapak, tentang yang wajar itu berapa, anda bisa membaca artikel saya yang :
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/arsip-artikel/2011/04/02/apakah-investasi-saham-jangka-panjang-pasti-menguntungkan/
artikel terkait juga bisa di baca di
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/category/perencanaan-investasi/
Semoga bisa menjawab pertanyaan anda, terima kasih
LikeLike
@Rudiyanto
Terima kasih Pak Rudi sudah dishare cara checknya.
LikeLike
seandainya sy pnya dana 25 juta dan ingin menginvestsikannya di reksadana saham slama 20 Tahun, kira2 brapa pngemblian yg sy dapat stelah 20 thn tsb? mohon perhitungannya pa???
LikeLike
@Hamsani.M
Salam Hamsani,
Untuk pertanyaan tersebut bapak bisa membaca referensi disini pak.
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/04/02/apakah-investasi-saham-jangka-panjang-pasti-menguntungkan/
Semoga bermanfaat.
LikeLike
dear pak rudi,
saya berminat dengan myplan yg 300 ribu/bln di myplan.infovesta.com
apakah saya bisa tau rinciannya, saya berencana investasi untuk 10 tahun.
Rgds
yoga
LikeLike
@Yoga
Salam Pak Yoga,
Kalau soal itu anda bisa menghubungi marketing di infovesta. Informasi nomor telepon bisa anda cari di website tersebut. Terima kasih.
LikeLike
Dear Pak Rudi,
saya 39 th dan istri 36 th dua duanya bekrja dengan penghasilan gabungan sekitar 28,5 jt , kami mempunyai tabungan deposito sebesar 300 jt dengan bunga nya sekitar 1,5 jt perbulan berniat investasi tapi binggung mau pilih investasi apa yg cocok . karena pengeluaran kami 1 bulan berupa cicilan mobil sebesar 3,1 jt, lunas juli 2014, cicilan rumah 2,4 jt / bln lunas feb 2018, cicilan bertahap pengambilan apartemen 12,5 jt / bln lunas nov 2014, asuransi anak 600 rb/ bln , biaya pembayaran credit card sekitar 6 jt/ bln , biaya listrik + air 1 jt / bln, gaji pembantu 1 jt. pertanyaan saya .. investasi apa yg cocok untuk tambahan uang gaji kami dengan dana 300 jt.
terima kasih
Regards,
Hirzi
LikeLike
@Hirzi r.
Salam Pak Hirzi,
Senang sekali melihat profil bapak. Sudah bisa saya kategorikan cukup sukses untuk ukuran karyawan. Semoga rezeki bapak bisa semakin baik dari waktu ke waktu. Terkait pertanyaan bapak, saya mencoba melakukan satu analisis sederhana berdasarkan artikel ini
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2010/11/04/sehat-dulu-investasi-kemudian/
Rasio Hutang Konsumtif = Saya berharap nol
Supaya bisa nol, maka pengeluaran 6 juta kartu kredit tersebut memang merupakan pemakaian sehari-hari cuman bayarnya pakai kartu kredit. Tapi jangan sampai dari 6 juta tersebut sudah ada unsur cicilan yang ada bunganya kecuali yang memang bunga 0%.
Rasio Cicilan = 18 juta (total cicilan) / 28.5 juta = 63%
Normalnya adalah 30%, tapi sebetulnya itu relatif dengan besaran pendapatan. Hanya saja, kalau bapak mau ambil cicilan lagi sepertinya sudah susah. Tapi sehubungan dengan cicilan anda yang sifatnya produktif karena nantinya akan memiliki aset (rumah, mobil dan apartement) maka tidak apa, bagus malah.
Rasio Dana Darurat = 300 juta / 26.6 juta = 11.2 bulan
Amannya adalah 6, anda sudah punya kelebihan 5 bulan atau sekitar 140 juta untuk diinvestasikan. Sebisa mungkin sisakan 160 juta di saldo yang likuid seperti reksa dana pasar uang atau deposito untuk kondisi darurat.
Rasio Biaya terhadap pendapatan = 26.6 juta / 28.5 juta = 93%
dari dana ini berarti cuma sekitar 2-3 juta sebulan yang bisa anda sisihkan (dari selisih di atas + hasil bunga dari 160 juta) ditambah dengan 140 juta (uang dimanfaatkan)
Mengingat kondisi bapak, anda akan memiliki kelebihan dana untuk bisa disisihkan dalam jumlah yang besar ketika cicilan anda semua sudah lunas. Pada saat itu, tentu penghasilan anda sudah lebih besar dan biaya untuk melakukan maintenance terhadap aset tidak sebesar cicilan yang anda keluarkan saat ini.
Oleh karena itu, saran saya terkait kondisi keuangan dan investasi bapak:
1. Sebelum berinvestasi, sebaiknya bapak bisa melakukan langkah proteksi dengan membeli asuransi senilai 5 – 10 tahun penghasilan gabungan anda. Jika anda yakin dengan kondisi kesehatan anda, maka nilai pertanggungan bisa dibuat kecil, tapi jika tidak terlalu yakin, bisa dibesarkan. Dengan uang pertanggungan senilai 1 milliar, mungkin premi per tahunnya bisa 3 – 5 juta. Hampir setara dengan premi asuransi anda.
2. Nilai uang 140 juta + 2-3 juta sebulan tersebut bisa anda investasikan di instrumen investasi yang anda pahami. Bisa properti seperti yang anda sudah punya saat ini, ataupun anda bisa berinvestasi pada instrumen investasi seperti reksa dana. Investasi reksa dana ini bisa dilakukan dengan tujuan mempersiapkan pensiun. Jadi tanpa perlu mengurangi gaya hidup anda yang sekarang, anda bisa mempersiapkan sejumlah dana untuk bisa hidup sejahtera di hari tua.
Dalam rangka investasi point 2 tersebut, anda bisa baca
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/category/perencanaan-investasi/
menghubungi perencana keuangan atau agen penjual reksa dana yang bisa menyediakan jasa perencanaan keuangan.
Semoga bermanfaat pak.
LikeLike
Salam pak rudi.
Pak saya pemula belum banyak tau tentang reksadana..skrg saya mulai mempelajarinya.. mhn saran bapak reksadana apa yang cocok untuk saya.. dalam jangka 5 tahun kedepan agar bisa membeli sebuah rumah.. dan dalam jangka 20 tahun ke depan untuk persiapan pensiun..saya seorang pns..mhn saran bapak rudi. tks
LikeLike
@Richard
Salam Richard,
Untuk informasi tersebut, anda bisa menghubungi customer service atau marketing panin. Saat ini, marketing panin telah dilengkapi dengan tools perencanaan keuangan untuk menjawab pertanyaan anda di atas. Selengkapnya bisa membaca informasi ini. http://www.panin-am.co.id/Resources/Forms/Info%20Panin%20-%20Perencanaan%20Keuangan%20dan%20Program%20Investasi%20Berkala.pdf
Semoga bermanfaat.
LikeLike
Halo Pak Rudiyanto
saya tidak mau bertanya. karena saya sudah belajar dari posting-posting sebelumnya.
Terimakasih sudah membagikan ilmu. Saya bisa belajar banyak dari blog bapak
salam,
laras
LikeLike
@larasati
Salam ibu Larasanti,
Terima kasih juga sudah memberi dukungan pada blog ini, semoga bisa bermanfaat.
LikeLike
dear pak rudy, saya ingin belajar lebih banyak
LikeLike
Dear Pak Rudi,
Kasus saya mungkin sama dengan Pak Hirzi,
Saya 38th (mau ke 39th) dengan penghasilan sekitar 18jt, Saya mempunyai tabungan biasa dan deposito sebesar 250jt, berniat investasi tapi binggung mau pilih investasi apa yg cocok dengan rencana yang ada.
Pengeluaran per bulan berupa belanja rumah maksimum 6jt, zakat 500rb/bulan, cicilan tabungan berencana sebesar 3jt (lunas Juli 2014), tabungan berencana 3,5jt (lunas Juli 2015), asuransi allianz 6jt/th,
Kebutuhan Saya:
1. Rencana untuk investasi di LM dan ReksaDana
2. Pensiun di usia 56th
3. Biaya pendidikan anak (2 orang) sampai selesai universitas
4. Kebutuhan pensiun selama 20th dengan pendapatan 10jt/bulan
Pertanyaan Saya:
1. Bagaimana pengelolaan keuangan yang tepat untuk rencana investasi tersebut
2. Produk investasi dan jenis apa aja yg cocok dalam pembagian nya untuk mencapai hasil maksimal.
Regards,
LikeLike
Dear Pak Rudy…
Saya berumur 44 pegawai bumn biasa yang hanya menerima take home pay sebesar Rp. 3.000.000,-/bulan. Rencana pensiun umur 56. Istri tidak bekerja. Anak 3 orang : Anak No.1 baru kelas 1 SMA, Anak No.2 kelas 6 SD, Anak No.3 umur 3 tahun. Saya memiliki tabungan uang Rp.150.000.000,- cash untuk tiap anak saya sebesar Rp.50.000.000,- sebagai persiapan pendidikan. Uang itu sangat sayang apabila hanya mengendap ditabungan, oleh karena itu saya ingin investasi dana pendidikan untuk anak2 saya kelak sampai perguruan tinggi.
Pak Rudiyanto, saya mohon pencerahan dan ilustrasi yang bagaimana untuk masing2 anak saya.
Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih
LikeLike
Pak Rudi
Saya 46 tahun, karyawan, bag marketing penghasilan per bulan gabungan 13 jt/bln (suami+istri), karena bag marketing saya ada insentip (tergantung omset), saya ada investasi tanaman jabon luas1,5 Ha umur tanam 1 th, investasi tanah di serpong 600 m2, ada penghasilan kontrakan rumah 4,3 jt/bln , investasi LM 750 gr (selama 3 th), tabungan deposito 200 jt. Saya mulai Des 2012 ikutan Reksadana Panin total 50 jt (syariah saham, dana bersama plus, dan utama plus 2)
Anak 1 orang kelas 3 SMP, pengeluaran/bln 9-10 jt, dan saya kebetulan tidak punya hutang, dan berniat untuk menyekolahkan anak di LN, untuk S2 di Malaysia.
Saya berniat memperbesar portofolio di Reksadana. Berapa saya harus alokasikan untuk hal tsb
Terima kasih unutk bantuannya
LikeLike
@edwin
Salam Pak Edwin,
Mohon maaf, saya baru ngeh ada posting dari tahun lalu yang belum sempat saya balas. Secara umum, kebutuhan anda di usia ini adalah sebagai berikut:
1. Dana Darurat = 6 kali Pengeluaran Bulanan yang dalam hitungan saya sekitar 13.5 juta / bulan. Berarti sekitar Rp 81 juta Rupiah. Tapi terus terang saya kagum, dengan keluarga dan 2 anak, pengeluaran kebutuhan bulanan anda hanya Rp 6 juta. Padahal setidaknya menurut saya butuh 10 juta. Jadi dengan asumsi Rp 17.5 juta (ditambah selisih 4 juta) dan dikalikan 6 akan menjadi sekitar Rp 105 juta
2. Dana Pendidikan Anak. Untuk hal ini anda harus menghitung berapa kira2 dana yang dibutuhkan untuk menyekolahkan anak hingga lulus. Dan salah satu informasi yang dibutuhkan adalah berapa usia anak anda sekarang, berapa tahun lagi akan kuliah, apakah yang mau dipersiapkan hanya biaya kuliah saja? atau termasuk SMP – SMA? dan perkiraan biaya sekolah nantinya? Pengalaman saya, ketika sedang menghitung-hitung biaya universitas untuk salah satu keluarga saya di Jakarta, ternyata biaya hidupnya lebih mahal dibandingkan biaya kuliah karena harus kost sendiri. Hal-hal seperti ini perlu ada informasi yang jelas.
3. Proteksi. Sebagai tulang punggung utama keluarga. Asuransi menjadi harga mati. Apakah Tabungan Berencana yang anda maksud tersebut merupakan Tabungan dengan Fitur Asuransi sehingga jika terjadi (mohon maaf) hal yang tidak diinginkan pada orang tua, maka sisa cicilan akan ditanggung oleh asuransi? Dan apakah dana tersebut anda persiapkan untuk kebutuhan pendidikan anak anda? Jika benar, maka angka ini perkiraan return / bunga tabungan berencana anda dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan no 2 di atas. Selain itu, anda perlu membeli asuransi kesehatan yang mengcover Rumah Sakit dan Penyakit Kritis dan Asuransi Jiwa yang memiliki uang pertanggungan kira-kira 60 gaji anda atau sekitar Rp 1,08 M.
4. Dana Pensiun. Dengan asumsi usia 39, pensiun 55 dan hidup hingga 75. Maka untuk pensiun dengan gaya hidup seperti yang anda harapkan tersebut dibutuhkan setidaknya Rp 6.7 milliar di deposito pada usia 55 nanti. Untuk mencapai angka tersebut mungkin dibutuhkan sekitar Rp 6 juta per bulan dengan asumsi return 20%. Namun jika preferensi risiko anda lebih moderat, anda bisa menghubungi perencana keuangan atau marketing reksa dana yang sudah menggunakan konsep perencanaan keuangan dalam melakukan pemasarannya.
Demikian pak Edwin. Semoga bisa menjawab pertanyaan anda. Teirma kasih.
LikeLike
@udstira
Salam Udstira,
Terus terang saya sangat terkagum2 ketika membaca anda bisa membesarkan 3 orang anak, 2 diantaranya sudah sekolah hanya dengan THP Rp 3 juta per bulan. Tanpa mengurangi rasa hormat, anggap saja nilai Rp 150 juta merupakan hasil dari bonus atau usaha sampingan yang anda jalani, maka saran saya:
1. Mohon anda menghitung berapa besar pengeluaran anda per bulan? Apakah THP sebesar Rp 3 juta cukup? Jika tidak, saran saya anda harus mencari cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Sebab ketika sudah kuliah, biaya tidak hanya dana pangkal dan SKS, tapi juga biaya hidup yang semakin tidak murah. Tujuan menghitung besarnya pengeluaran ini juga untuk memastikan anda tidak menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadi.
2. Selanjutnya cari tahu Universitas yang menjadi tujuan anak anda. Hitung dan buat perkiraan berapa dana dibutuhkan untuk kuliah dan biaya hidupnya. Jika memang dana yang dibutuhkan lebih besar dari perkiraan, coba minta anak anda untuk mencari tahu mengenai kesempatan / tawaran beasiswa yang tersedia.
3. Menyiapkan dana darurat. Memang pendidikan anak teramat sangat penting, namun punya cadangan dana juga tidak kalah pentingnya. Jangan sampai anak harus terpaksa berhenti di tengah jalan karena kendala keuangan yang dialami oleh orang tua. Untuk itu, dana tabungan yang anda punya harus disiapkan kira-kira sebesar 12 bulan pengeluaran.
4. Karena satu-satunya tulang punggung keluarga adalah anda, maka saran saya anda harus memiliki proteksi. Carilah asuransi jiwa dan asuransi kesehatan untuk diri anda sendiri. Belilah sesuai kemampuan.
Setelah poin 1-4 sudah anda lakukan dan masih mencukupi, baru kita diskusi lebih lanjut mengenai rencana investasi anda. Jika belum saran saya jangan berinvestasi terlebih dahulu. Semoga bermanfaat. Terima kasih
LikeLike
@arif
Salam Pak Arif,
Kasus anda cukup menarik karena anda termasuk dalam kategori 1/2 karyawan 1/2 pengusaha. Biasanya lebih sulit memasarkan / meyakinkan pengusaha untuk masuk ke reksa dana karena anggapan mereka bisa untung jauh lebih banyak jika dana yang ada di putar di bisnisnya. Saya sempat berdiskusi dengan salah satu rekan kerja di Panin Asset Management, beberapa gambaran yang mungkin bisa kami berikan antara lain:
1. Dana Darurat. Dengan asumsi pengeluaran Rp 10 juta per bulan dan dana deposito Rp 200 juta, maka sebenarnya jika membutuhkan 12 bulan pengeluaran sekalipun, deposito yang ada juga cukup. Namun karena anda berbisnis (tanaman jabon dan kontrakan), maka saran saya deposito tersebut dapat dibagi 2 yaitu Rp 100 juta untuk dana darurat keluarga dan Rp 100 juta untuk dana darurat bisnis. Penghasilan bunga dari dana tersebut yaitu Rp 10 juta per tahun (dengan asumsi bunga deposito net 5%) bisa anda sisihkan untuk dikembangkan diinvestasi.
2. Anda belum memiliki Proteksi (Asuransi). Namun karena tidak memiliki hutang, ada penghasilan sampingan di bisnis dan lain-lain, menurut saya mungkin bisa membeli asuransi jiwa yang nilai kurang lebih 60 kali pengeluaran. Yaitu Rp 600 juta. Kemudian juga jangan lupa asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis.
Aset Produktif yang anda miliki saat ini:
1. Rumah Kontrakan dengan penghasilan 4.3 juta per bulan.
2. Reksa dana Panin Asset Management (terima kasih karena telah menjadi nasabah) senilai Rp 50 juta. Hasilnya tentu belum bisa dipastikan karena angkanya bisa naik turun.
3. Investasi Emas 750 gr 3 tahun. Apakah bisa dipastikan bahwa anda sudah menginvestasikan emas ini selama 3 tahun sehingga sudah terkumpul 750 gram, atau anda baru saja mengambil kredit untuk membeli emas 750 gr dengan masa jatuh tempo 3 tahun? Jika yang terjadi skenario ke dua, maka investasi emas ini bukannya aset produktif tapi utang. Hanya saja utangnya bisa dianggap utang produktif karena anda membeli aset berharga yang “kemungkinan” akan naik 3 tahun kemudian. Namun apakah anda sudah mempertimbangkan biaya simpan, bunga dan lain-lain, sekali lagi dengan asumsi emas tersebut anda peroleh dengan cara mencicil? Dan boleh tahu berapa cicilannya? apakah sudah termasuk dalam pengeluaran anda per bulan?
4. Tanaman Jabon. Terus terang saya tidak begitu mengerti ini tanaman apa. Seperti apa hasilnya dan apakah hasilnya cukup menguntungkan atau tidak.
Berdasarkan analisis di atas, maka anda punya 3 juta dari kelebihan gaji dan 4.3 juta dari uang kontrakan dan sekitar Rp 800 rb dari bunga deposito. Totalnya sekitar Rp 8 juta.
Anggaplah Emas dan Tanaman Jabon dengan segala kelebihan dan kekurangannya anda siapkan untuk tujuan pensiun anda, sehingga kedua aset produktif ini tidak akan diutak-utik dan sudah termasuk ke dalam semua potensi pengeluaran sudah termasuk dalam pengeluaran bulanan yang ada, maka Rp 8 juta dana cash yang ada bisa kamu gunakan untuk mencapai tujuan pendidikan anak di LN. Dengan asumsi anak anda baru kelas 3 SMP, anda punya waktu sekitar 3-4 tahun untuk menyiapkan pendidikan pensiun.
Dengan menggunakan kalkulator investasi berkala di website panin http://www.panin-am.co.id/InvestmentCalculator.aspx (pilih kalkulator hasil berkala). Dengan memasukkan investasi per bulan Rp 8 juta dan periode 3 tahun serta hasil investasi 5% dan 20%, maka potensi dana hasil perkembangan bisa berkisar antara 310 juta – 380 juta setelah 3 tahun. Jumlah uang ini masih bisa bertambah karena belum memperhitungkan dana Rp 50 juta yang anda sudah anda investasikan sebelumnya. Jadi dengan asumsi konservatif, tidak ada crash di bursa saham dan obligasi dalam 3 tahun yang terlalu parah, maka harusnya 3 tahun ke depan, nilai investasi anda akan berkisar di Rp 350 – 450 juta.
Yang harus anda lakukan selanjutnya adalah mencari perkiraan biaya sekolah di Malaysia dan apakah perkiraan dana yang saya sebutkan di atas sudah cukup. Jika kurang, berarti ada sebagian aset produktif anda yang hasilnya rendah seperti deposito yang harus anda kurangi. Jika demikian kasusnya, berarti harus dihitung ulang lagi. Belum lagi, ternyata ada pengeluaran tambahan untuk membeli premi asuransi jiwa, kesehatan dan penyakit kritis. Untuk detailnya tentu dibutuhkan konsultasi dengan marketing, agen penjual reksa dana, agen penjual asuransi atau perencana keuangan yang memiliki kualifikasi. Untuk pertanyaan tentang perencanaan investasi, Rekan kerja saya Gemavira, di Panin Asset Management juga banyak membantu saya menjawab pertanyaan ini. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dia jika anda mau. Contact person bisa di gemavira@panin-am.co.id atau telp di 515 0595 ext 158.
Semoga bisa memberikan alternatif bagi tujuan anda dan semoga cita2 anda dapat tercapai. Salam..
LikeLike
selamat siang pak rudi..
saya vina, umur 23 tahun… saat ini saya masih bekerja di perusahaan swasta..dan saya tertarik untuk investsi reksadana terutama dengan berkala yang perbulannya minimal rp.100.000,-. kira2 invest rd yg mana ya pak agar 15 tahun kemudian dapat menguntungkan dan bisa sy manfaatkan untuk biaya kuliah anak saya nanti…
terima kasih..
LikeLike
@vina
Selamat Siang Ibu Vina,
Senang sekali di usia yang muda sudah memiliki semangat untuk investasi.
Untuk investasi yang Rp 100.000 per bulan sepertinya di Panin Asset Management masih belum bisa karena minimalnya Rp 250.000. Tapi di Commonwealth Bank dan Bank Mandiri setahu saya bisa karena minimal investasi dimulai dari Rp 100.000.
Coba saja anda datang ke cabang bank terdekat.
Semoga tujuan keuangannya bisa tercapai. Terima kasih.
LikeLike
Malam, Pak. Saya Silviana, usia 28 tahun. Saat ini saya masih bekerja dengan penghasilan cukup. Saya ingin belajar investasi di reksadana saham. Jangka waktunya kurang lebih 40 tahun. Kalau invest sekali aja dengan dana Rp 1.000.000,00, kira-kira 40 tahun lagi jadi berapa ya pak?
Lalu, lebih menguntungkan yang mana pak?
1. Invest sekali sebesar Rp 6.000.000 dengan jangka waktu 2 tahun, atau
2. Invest Rp 250.000 / bulan selama 2 tahun?
Lalu, target return itu % per tahun atau per bulan?
Mohon bimbingannya. ^^ Terima kasih.
LikeLike
@silviana
Yth Silviana,
Kamu bisa coba menggunakan kalkulator finansial yang ada di website http://www.panin-am.co.id
Setelah mencoba, kita bisa mendiskusikan hasilnya di blog ini. Thanks
http://www.panin-am.co.id/InvestmentCalculator.aspx
Di kalkulator tersebut return selalu per tahun, silakan mencoba
LikeLike
Pagi Pak, saya rencana ivestasi untuk biaya kuliah anak saya, 10 thn lagi. Targetnya sekitar 150jt untuk uang masuk kuliah. Sekarang saya punya cash 10jt dan berencana untuk rutin membeli RD setiap bulan sebesar 500ribu.
Pertanyaan saya : Produk reksadana (sepertinya yang tepat saham, mengingat targetnya di atas 5 thn) saham apa yang diekomendasikan untuk dana cash sekaligus dana 500rb yang akan rutin saya belikan RD juga. Terima kasih.
LikeLike
@prita
Dear Prita,
Coba kamu buka http://www.panin-am.co.id/InvestmentCalculator.aspx
Pilih kebutuhan investasi berkala, masukkan Kebutuhan saat ini 150 juta, periode 10 tahun, asumsi inflasi 5 persen, asumsi hasil investasi 20% dan klik hitung. Lalu lihat apa yang terjadi.
Mengenai reksa dana pilihan, sebetulnya saya bekerja di salah satu perusahaan reksa dana yaitu Panin Asset Management saat ini, dan oleh karena itu, tentunya akan kurang tepat jika saya mengatakan mana yang paling direkomendasikan.
Saran saya anda bisa buka http://www.infovesta.com, membeli majalah investor edisi khusus reksa dana, kontan edisi khusus reksa dana untuk melihat pembahasan dari sudut pandang yang lebih independen.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
Pa Rudy ,saya tanya bank panin cabang priuk ko gk tau? produk reksadana panin yg di jual?
klo bli pdm lwt bca bsa gk? makasih
LikeLike
@@rinawan
Yth Rinawan,
Saat ini Bank Panin masih belum menjadi Agen Penjual Reksa Dana Panin Asset Management. Jadi wajar jika personel di Bank tersebut belum memahami pertanyaan anda. Anda bisa mengunjungi website http://www.panin-am.co.id untuk mencari tahu cabang agen penjual terdekat anda.
LikeLike
Pa Rudy, saya wanita usia 23 th, penghasilan saya per bulan 5jt,single.. saya ada rencana menyisihkan uang saya untuk sedikit membantu rencana menikah tahun depan(tentu hanya untuk tabungan saja sekitar 1jt/bl saya disini akan memilih RD Pasar uang), saya juga ingin menyimpan untuk masa pensiun saya , asumsi 20 tahun kedepan , berapa yang harus saya bayarkan ke RD, dan RD apa yang harus dipakai? dan bisakah Pa Rudy membantu untuk memilihkan RD jagoan/yang tepat??. Bank Kustodian mana yang dipilih dsb 🙂 trimakasih, masih buta dan baru baca -baca sekarang saja
LikeLike
@esther
Salam Esther,
Untuk usia segitu, saya yakin pendapatan kamu sudah cukup besar. Sebab tidak mudah punya penghasilan sebesar itu di usia 23 dan sangat berisiko terjebak pada pola konsumtif karena anda bisa cicil gadget atau bahkan kendaraan yang kamu inginkan di zaman ini. Belum lagi hangout dan lain-lain.
Jadi keputusan kamu untuk berinvestasi dan menyisihkan uang pensiun sudah sangat-sangat benar. Mengenai jenis reksa dana apa yang mau kamu pilih, sebetulnya kamu bisa membaca majalah atau koran yang membahas hal tersebut seperti Kontan, Majalah Investor atau ke website http://www.infovesta.com. Saat ini Morningstar juga sudah melakukan rating terhadap reksa dana di Indonesia, sehingga informasinya bisa anda peroleh di oap.morningstar.com.
Jika sudah ada pilihan, anda bisa menghubungi bank agen penjual atau Manajer Investasi yang bersangkutan utk mensimulasikan kebutuhan pensiun dan investasi anda.
Semoga bermanfaat esther dan gaya hidup finansial kamu yang sehat ini dapat terus dipertahankan.
LikeLike
Pagi Pak Rudi,
Perkenalkan nama saya Sharif, seorang Karyawan Swasta berusia 27thn dengan Take Home Pay Rp 19.000.000/bln.
Saat ini saya baru saja menikah dimana istri saya – 26thn – juga seorang Karyawan Swasta dgn Take Home Pay Rp 4.500.000/bln.
Portofolio dan Insurance yang saya gunakan s/d saat ini adalah sbb:
1. RD Panin Dana Prima –> total modal yg masuk s/d hari ini: Rp 31.000.000 (saya join sejak 2011 lalu, akan saya ubah menjadi metode RCA) – target: 28 tahun lagi (pensiun umur 55 thn)
2. RD SAM Indonesian Equity Fund –> total modal s/d hari ini: Rp 15.000.000 (join baru 2013, metode top up saat IHSG rendah) – target: tentative, masih akan saya lihat performa nya utk 1 – 2 thn ke depan
3. Asuransi jiwa + penyakit kritis termlife (Alli*nz) utk melindungi saya (pembayaran per bln)
4. Dana darurat: Rp 2.000.000/bln (mulai saya lakukan per tahun ini)
Pengeluaran:
Total pengeluaran per bulan: Rp 12.500.000 (dari THP bulanan saya).
Pengeluaran termasuk cicilan Mobil Rp 4.500.000/bln (selesai Nov 2015).
Kartu kredit total 3EA, namun pemakaian selalu dibayar lunas setiap bulan nya (tidak saya gunakan sebagai “penambah salary”)
Mohon advice:
1. Apakah sebaiknya mobil saya lunasi tahun ini saja? Mengingat saat ini saya masih belum memulai cicilan KPR/KPA, dan kesalahan saya adalah memulai cicilan barang konsumtif (seperti mobil) yang harga nya terus tergerus setiap tahun.
2. Kemudian untuk RD, apakah sudah cukup diversifikasi nya? Saya termasuk tipe investor yg siap mengalami kerugian namun berharap keuntungan utk jangka wkt yg sangat panjang
3. Apakah celah untuk penggelapan dana di suatu MI mungkin terjadi? Apa langkah yg sudah dilakukan Pemerintah utk mencegah hal tsb setahu Pak Rudi?
Regards,
Sharif
LikeLike
@Sharif
Salam Sharif,
Dengan pendapatan sedemikian besar di usia 27, saya yakin anda pasti seseorang dengan talenta tinggi dan bekerja di perusahaan yang menghargai anda.
Terkait pertanyaan anda, boleh tahu bagaimana dengan rasio keuangan anda?
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2010/11/04/sehat-dulu-investasi-kemudian/
Sebab jika rasio keuangan anda masih baik, maka tidak masalah apakah cicilan anda harus dilunasi atau tidak. Kemudian untuk mobil, menurut saya juga, jika di kota besar, mobil merupakan sudah merupakan kebutuhan pokok, bukan lagi konsumtif. Sebab ada pekerjaan tertentu yang menuntut mobilitas tinggi dari orang yang bersangkutan dan dengan adanya mobil akan menambah produktivitas.
Terkait investasi reksa dananya, bukan terdiversifikasi atau tidak, tapi apakah sudah ada rencana atau tidak dan apakah yang anda lakukan sesuai dengan rencana tersebut? Misalkan anda harus invest xx juta per bulan dll.
Untuk penggelapan dana, yang namanya sistem, tidak ada yang sempurna. Negara yang maju keuangannya saja masih sarat manipulasi dan insider trading. Belum lagi penipuan skema ponzi. Jadi celah pasti ada. Kalaupun sekarang sudah dirasakan sempurna, nanti juga akan ada yang menemukan celahnya lagi.
Akan tetapi saya melihat ada niat yang kuat sekali dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas investor di Indonesia. Mulai dari berbagai roadshow edukasi investasi yang dilakukan, pengembangan peraturan investasi, proses pengolahan data secara elektronik, hingga pada kegiatan audit yang dilakukan secara berkala kepada para pelaku seperti Manajer Investasi dan Bank Kustodian.
Jadi usaha untuk mengamankan sudah ada, tinggal bagaimana pelaksanaannya.
Semoga menjawab pertanyaan anda terima kasih.
LikeLike
Dear Pak Rudi,
Terima kasih atas jawaban nya.
Untuk kondisi saya saat ini adalah sbb (perhitungan hanya menggunakan gaji nett bulanan saya tdk digabung dgn istri):
1. Rasio Hutang Konsumtif (KTA, Kartu Kredit dll) = 0%
2. Rasio Cicilan = 23% (cicilan mobil s/d Nov 2015)
3. Rasio dana darurat = 1
4. Rasio Biaya Terhadap Pendapatan = 0.65
Total dana di RD Saham (modal) = Rp 45.000.000
LikeLike
@Sharif
Terima kasih Sharif,
Berdasarkan rasio keuangan anda, maka yang agak kurang adalah rasio dana darurat. Sebab secara rasio itu harusnya antara 3-6 kali. Yang kalau dikalikan gaji anda berarti sekitar 57 – 96 juta. Atau jika anda menggunakan pengeluaran berarti sekitar 37.5 – 75 juta.
Jadi bukannya dana kamu digunakan untuk melunasi mobil, tapi lebih baik ditambahkan sedikit lagi untuk dana darurat. Pengalaman saya, ketika anda berkeluarga, suka tidak suka maka yang namanya kebutuhan uang untuk saudara / teman minjam, terkena kecelakaan, atau hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah muncul dalam hidup anda akan tiba-tiba datang begitu saja. Dan level kebutuhan dana tersebut biasanya menyesuaikan dengan gaji anda. Jadi semakin tinggi gaji anda, maka semakin tinggi pula nilai kebutuhan mendadak tersebut.
Dana darurat disiapkan untuk situasi tersebut. Percayalah, pasti suatu saat akan dibutuhkan.
Mengenai rencana investasi, saran saya anda temui agen penjual anda dan minta dibuatkan perencanaan pensiun. Apakah dana 31 juta anda akan cukup untuk pensiun nanti?
Sebetulnya yang lebih penting lagi adalah rencana pendidikan anak dan rumah (jika belum punya). Yang pensiun itu, kamu baru rencanakan usia 30-40an rasa-rasanya masih sempat. Apalagi jika karir anda sedemikian cemerlang, saya yakin dengan kenaikan gaji 10% per tahun saja, gaji anda akan menjadi 38 juta ketika anda berusia 34 dan menjadi 76 juta ketika anda berusia 41. Jadi dari gaji dan uang pensiun dari perusahaan seharusnya sudah lumayan membantu.
Selain itu, yang perlu kamu cermati adalah besarnya Uang Pertanggunan Asuransi Jiwa. Dengan asumsi gaji 20 juta dan bunga bank 5%, maka idealnya UP asuransi jiwa kamu agar keluar kamu dapat mempertahankan gaya hidup adalah 4.8 M. Jika menggunakan asumsi biaya Rp 12.5 juta, maka UP yang wajar adalah Rp 3 M.
Yang dimaksud dengan wajar adalah jika meninggal, maka keluarga yang ditinggalkan bisa hidup cukup dengan bunga dari Uang Pertanggungan Asuransi saja. Ada juga pendekatan lain seperti mengalikan biaya hidup dengan 5 – 10 tahun, jadi asumsinya uangnya akan cukup untuk periode tersebut dan keluarga yang ditinggalkan sudah dewasa dan bisa mencari uang sendiri. Pendekatan ini tentu membuat UP yang dibutuhkan lebih kecil. Hanya Rp 750 juta – Rp 1.5 M. Anda bisa menentukan sendiri apa yang terbaik untuk keluarga anda.
Karena masih muda, umumnya orang masih belum memiliki aset (rumah, kendaraan) atau sudah punya tapi masih dalam proses melunasinya. Jadi jika terjadi sesuatu yang tidak kamu inginkan, maka keluarga yang ditinggalkan akan kerepotan.
Untuk usia kamu, jika membeli asuransi murni dengan uang pertanggungan Rp 3 M mungkin akan butuh premi sekitar 8 – 9 juta per tahun. Jika dirasakan angka ini terlalu besar, maka kamu bisa menggunakan pendekatan lain dengan UP yang lebih kecil. Seiring dengan aset yang semakin terkumpul, kamu bisa mengurangi secara perlahan kebutuhan asuransi kamu.
Kesimpulan saya, jangan lupa bersyukur, jangan lupa juga utk bayar pajak dan beramal, serta memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Secara perencana keuangan, anda perlu menghitung kebutuhan asuransi, dana darurat dan membuat perencanaan pendidikan anak dan rumah. Baru setelah itu pikirkan pensiunya.
Demikian semoga bermanfaat. Jika ada yang kurang jelas bisa kita diskusikan. Terima kasih.
LikeLike
apakah bapak buka kursus / training bagaimana cara pemula untuk berinvestasi di reksadana?
LikeLike
Selamat siang Pak Rudi.
Apakah bapak bisa share formula penghitungan estimasi pengembalian investasi yang diharapkan untuk jangka pendek (sebagaimana contoh bapak diatas), sehingga hasil dari perhitungan tersebut bisa dijadikan patokan untuk mengukur kinerja reksadana?
Dan, berapa tahun sekali menurut bapak kita harus cek return investasi reksadana kita (dalam hal investasi reksadana untuk dana pensiun)?
Terima kasih banyak atas info Pak Rudi.
Salam
Randy
LikeLike
@Randy
Salam Randy,
Formula yang mana ya? Untuk mengukur kinerja reksa dana sudah ada metode baku tersendiri seperti Risk Adjusted Return, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen Alpha dll.
Itu relatif juga ya. Kalau menurut saya, jika sudah 2 – 3 tahun berturut2 kinerja tidak sesuai dengan harapan mungkin bisa pindah, tapi harus jelas juga, memang kinerjanya yang memble atau kondisi pasar yang tidak mendukung.
Kalau kita masih di awal berinvestasi, mungkin baru kita cek 5- 7 tahun menjelang pensiun. Sebab di awal kan dananya masih kecil. Semoga bermanfaat.
LikeLike
yth. Bp.Rudi..
saat ini, total pendapatan saya berkisar 15juta per bulan. saya berusia 31 tahun, dan memiiki pekerjaan tetap. saya ingin pensiun di usia 55 tahun dan ingin saat pensiun pendapatan per bulan saya adalah 20 juta per bulan. Reksadana yg bagaimana yg harus saya ikuti dan dengan cicilan berapa yg harus saya sisihkan utk reksadana tsb?
LikeLike
yth. pak rudi,
saya PNS usia 25 tahun, dengan penghasilan 6-7juta per bulan, rencana menikah umur 27 (18 bulan lagi), kira2 reksadana apa yg bagus untuk jangka waktu yg sangat pendek tersebut?
rencananya umur 35 tahun saya sudah bisa beli rumah idaman dan mobil idaman, total 1 M, kira2 reksadana apa yg bisa saya pilih? tolong rekomendasi reksadana yg bagus pak, karena saya masih belajar.. untuk investasi saya masih bermain aman di deposito 1 tahun dan emas LM, tp masih awam untuk RD namun sangat berminat sekali untuk memenuhi kebutuhan mendatang saya,, terima kasih sebelumnya pak rudi..
salam,
salsabila
LikeLike
@nita
Salam Nita,
Untuk detail perhitungan seperti ini anda harus mendatangi financial planner. Atau jika tidak anda bisa mendatangi Agen Penjual Reksa Dana yang memberikan jasa layanan perencanaan investasi. Panin Asset Management adalah salah satu perusahaan yang menyediakan jasa tersebut.
Kalau dari perkiraan kasar, harusnya sekitar 2 kali lipat dari angka di atas yaitu sekitar Rp 3 juta. Tapi akan lebih baik anda mendiskusikan dengan perencana keuangan.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
@bila
Salam Hormat juga Salsabila,
Sebelumnya saya ucapkan selamat atas perencanaan anda untuk menjalin keluarga baru. Semoga semua prosesnya dapat berjalan dengan lancar juga.
Mengenai pertanyaan anda reksa dana untuk rencana pernikahan, sebetulnya kalau dilihat dari jangka waktu yang tinggal 18 bulan tersebut, paling banter reksa dana pendapatan tetap. Kalaupun agak dipaksakan, reksa dana campuran yang komposisi sahamnya tidak terlalu besar.
Kemudian mengenai rencana usia 35 punya 1 M, anda bisa mencoba kalkulator Panin AM sebagai berikut http://www.panin-am.co.id/InvestmentCalculator.aspx
Pilih Kebutuhan Investasi Berkala. Selanjutnya anda tinggal masukkan Kebutuhan Investasi Saat Ini Rp 1 M, Periode (dari usia sekarang sampai 35 berapa tahun), Ekspektasi Inflasi (Masukkan 0 jika anda targetnya 1 M di usia 35, tapi jika menurut anda nilai rumah impian anda bisa naik, silakan masukkan angka inflasi yang wajar menurut anda), kemudian di kolom ekspektasi imbal hasil, masukkan angka antara 10 – 20%. 10% untuk jenis reksa dana pendapatan tetap, 15% untuk campuran dan 20% untuk saham. Dari tindakan tersebut, anda akan mendapatkan berapa nilai investasi yang harus anda lakukan.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
salam Pak Rudi,
saya pedagang gorengan usia 30 th akhir september ini, penghasilan 6jt-7jt/bulan, memiliki 2 anak yg pertama 7 th, dan yg ke dua 1 th. saya memiliki dana tabungan 25jt yg tidak dipergunakan. alhamdulillah tidak punya hutang, pengeluaran 3jt/bulan dan cicilan asuransi 180/bulan yang akan berakhir september 2016. sekarang saya ingin berinvestasi di reksadana, kira2 reksadana apa yg bisa saya pilih? tolong rekomendasi reksadana yg bagus pak, karena saya masih mempelajari untuk investasi saya masih awam untuk RD namun sangat berminat sekali untuk memenuhi kebutuhan mendatang saya,, terima kasih sebelumnya pak rudi..
LikeLike
@budi ismail
Salam juga Pak Budi Ismail,
Senang sekali pak, mendengar bahwa anda sudah bisa merencanakan masa depan untuk anda dan keluarga anda sendiri dari sekarang. Dan senang sekali juga, ada masyarakat Indonesia yang bisa bebas hutang. Banyak orang dengan penghasilan yang lebih tinggi umumnya juga punya banyak utang.
Terkait pertanyaan anda, mengenai jenis reksa dana yang sesuai. Maka yang harus anda lakukan pertama adalah membuat rencana dulu pak. Apakah itu rencana untuk pendidikan anak pertama, pendidikan anak kedua, modal usaha anak pertama, modal usaha anak kedua, pensiun, dan liburan keluarga.
Kemudian langkah kedua, tentukan waktu dimana rencana yang anda sebutkan di atas bisa terealisasi. Baru berdasarkan langkah satu dan dua tersebut baru dipilih jenis reksa dana yang sesuai untuk masing-masing orang. Tentu juga harus mempertimbangkan apakah sisa dana tersebut cukup untuk membuat perencanaan tersebut.
Demikian pak Budi, sukses untuk usaha dan keluarganya. Semoga bermanfaat.
LikeLike
gini sy mw nanya, umurku msh 22thn, sy krja pabrik sbg produksi dg gaji 1,5jt/bln
Aq ingin memiliki bis mini baru/bekas utk bisnis.
Total tabungan sy d bank smntara 50jt.
Sbaiknya ap yg sy hrs lakukan pak?
Mhn bantuannya.
LikeLike
@sudiyanto
Sudah dijawab ya, silakan cek comment yang satunya
LikeLike
yth: pak rudi
saya pernah membaca bahwa strategi investasi RDS utk jangka panjang dgn cara cost averaging adalah cara yg paling aman, karena harga selalu berfluktuasi. kalo memang kita punya dana yang gede, saat harga anjlok (krisis) dan kita tahu kemudian akan naik terus, saat itu lah paling cocok menerapkan cara lump sum, tp masalahnya kita tidak bisa tahu. mudah-mudahan saya tidak salah sampe dsini.
dgn melihat kinerja RDS yang biasanya baru benar2 bisa menguntungkan dlm jangka panjang (minimal 5 tahun ato bahkan 15 tahun spt yg pak rudi pernah jelaskan), apa memang cost averaging itu memang solusi ya? misalkan begini, saya mulai invest sekarang dgn menyicil bulanan dan target lama investasi 20 tahun. cicilan2 saya di awal ini memang saya yakin akan menguntungkan utk 20 tahun ke depan. tp bagaimana dgn cicilan2 saya berikutnya, misalkan 10 tahun lagi, 15 tahun lagi ato bahkan satu tahun menjelang waktu investasi saya berakhir..saya yakin juga bahwa cicilan2 itu belum bisa berkembang kan..karena lama investasinya juga hanya sebentar..malah mungkin bisa minus seperti kinerja produk RDS kebanyakan dlm jangka pendek?
dgn kata lain, seiring dgn waktu, perkembangan dari cicilan bulanan saya di masa2 awal investasi itu kan beda dengan di masa2 akhir investasi. jadi bgmn saya menyiasatinya ya? ato memang pengertian saya yg masih awam dsini..jd mohon penjelasannya ya pak. thanks before..
LikeLike
@basti
Salam Basti,
Pertanyaan anda pintar sekali. Memang statistik yang saya kemukakan pada artikel http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/04/02/apakah-investasi-saham-jangka-panjang-pasti-menguntungkan/ untuk investasi lump sum. Apabila dilakukan secara cicilan, berarti logikanya dari 20 tahun rencana investasi, hanya investasi selama 5 tahun pertama yang dipastikan untung. Sisanya bisa untung atau rugi sesuai dengan statistik di atas.
Untuk menjawab hal tersebut secara pasti, maka saya perlu melakukan penelitian terlebih dahulu. Namun sambil menunggu, anda juga sebenarnya dapat melakukan simulasi tersendiri. Pada website http://www.panin-am.co.id/goodDay.aspx sudah disediakan simulasi investasi secara berkala. Anda bisa melakukan simulasi seandainya anda melakukan strategi rupiah cost averaging pada reksa dana dalam jangka panjang apakah hasilnya untung atau rugi.
Saya juga berminat melakukan penelitian tersebut namun belum bisa saya janjikan kapan. Sebab menjelang akhir tahun ini, ada banyak kegiatan baik dari perusahaan, asosiasi maupun dengan pemerintahan yang harus diselesaikan sehingga waktunya terbatas. Mudah2an pertanyaan anda bisa saya jawab dalam waktu singkat.
Semoga bermanfaat.
LikeLike
Salam pak Rudi,
terima kasih atas respon dan info utk simulasinya.
jika ada waktu kosong dan kesempatan, jangan lupa ya Pak..saya tetap menunggu jawaban dari penelitian anda tsb.
LikeLike