Apakah Prinsip Low Risk Low Return dan High Risk High Return Masih Berlaku Di Reksa Dana?

Selama ini ada semacam kepercayaan, bahwa untuk investor reksa dana jangka panjang, maka  reksa dana yang cocok adalah reksa dana saham. Jangka menengah cocoknya reksa dana campuran dan jangka pendek bisa ke reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang. Khusus untuk reksa dana saham, jangka panjang didefinisikan sebagai horison investasi minimum 5 tahun. Dengan perkembangan industri reksa dana yang amat pesat dalam beberapa tahun ini, tentu sudah banyak dari para investor sekalian yang sudah “berpengalaman” 5 tahun menjadi investor reksa dana. Tentu sudah banyak pula asam garam dan madu coklat yang dialami seperti crash pada 2008, bullish pada 2009 – 2010, serta market yang bisa dikatakan sideways untuk 2 tahun terakhir ini.

Pertanyaannya, Apakah selama ini acuan yang digunakan untuk memilih reksa dana sudah memberikan hasil yang sesuai dengan ekpektasi anda? Apakah benar asumsi return 10% pada pendapatan tetap, 15% pada campuran dan 20% pada saham per tahun yang UMUMNYA digunakan oleh perencana keuangan benar2 terjadi dalam 5 tahun terakhir ini? Apakah prinsip Low Risk Low Return dan High Risk High Return yang diajarkan dalam berbagai literatur dan seminar investasi masih berlaku?

Tentu sulit untuk membahas jika tidak ada data. Untuk itu saya akan menggunakan beberapa indeks untuk merepresentasikan kinerja reksa dana, indeks saham dan indeks obligasi selama 5 tahun terakhir dari website infovesta.com.

Sebelum membaca tingkat return masing-masing indeks dan jenis reksa dana di halaman berikutnya, mari kita menebak dulu. Seandainya kita menempatkan Rp 100 juta (koreksi dari sebelumnya ditulis Rp 1 juta) pada tanggal 3 Desember 2007 dan mengendapkannya selama 5 tahun masing-masing di reksa dana pendapatan tetap, campuran dan saham. Kemudian ketiga reksa dana tersebut dijual di harga per 3 Desember 2012, kira-kira berapa keuntungan anda? Untuk mempermudah saya akan memberikan pilihan:

Pilihan   RD Pendapatan Tetap    RD Campuran    RD Saham

A             Rp 20 juta                            Rp 40 juta            Rp 60 juta

B             Rp 30 juta                            Rp 50 juta            Rp 70 juta

C             Rp 40 juta                            Rp 50 juta            Rp 80 juta

Sebagai petunjuk, dengan asumsi return RD Pendapatan tetap 10%, Campuran 15% dan Saham 20% seperti yang digunakan dalam asumsi perhitungan perencanaan keuangan, maka secara teoritis, dana investor dengan konsep bunga berbunga 5 tahun, keuntungan yang diperoleh kira-kira 60 juta, 100 juta dan Rp 150 juta. Dan ini menjadi pilihan D. Putuskan pilihan anda baru lihat gambar di bawah ini.

Berikut perjalanan dari waktu ke waktunya

Jika anda menggunakan Return Akhir Periode pada kolom ke 4 sebagai acuan, maka jawabannya hasil investasi Rp 100 juta yang ditanamkan pada 3 Desember 2007 dan dijual pada 3 Desember 2012 akan menghasilkan keuntungan Rp 60 juta pada reksa dana pendapatan tetap, Rp 35 juta pada reksa dana campuran, dan “HANYA” Rp 29 juta pada reksa dana saham (angka keuntungan diperoleh dari tingkat return AKHIR PERIODE kolom ke 4 dikalikan Rp 100 juta). Jadi tidak ada pilihan yang benar atau bahkan mendekati benar dari pilihan yang tersedia di atas.

Jika dilihat dari perbandingan dengan asumsi dalam perencanaan keuangan, hanya reksa dana pendapatan tetap, yang hasilnya paling mendekati prediksi. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik produknya yang “Stabil”. Reksa dana saham dan campuran melenceng jauh.

Bagi anda yang pengemar reksa dana saham, ada kenyataan bahwa Infovesta Equity Fund Index adalah indeks yang mencerminkan “RATA-RATA” seluruh reksa dana saham. Namanya rata-rata berarti ada yang lebih tinggi, ada pula yang lebih rendah. Bahkan saat ini terdapat beberapa reksa dana saham yang masih membukukan return negatif untuk kinerja 5 tahun terakhirnya.

Lebih tingginya kinerja reksa dana pendapatan tetap dibandingkan saham tidak terlepas dari kinerja IGBI (Infovesta Government Bond Index – semacam IHSG untuk obligasi pemerintah RI), yang lebih baik dibandingkan IHSG, yaitu 67% berbanding 57%. Namun di satu sisi, kinerja rata-rata reksa dana saham ternyata jauh di bawah IHSG yaitu hanya sekitar 29% atau setengahnya. Fakta ini menunjukkan banyak Manajer Investasi mencoba mengalahkan IHSG namun tidak semuanya berhasil.

Dengan kata lain, berdasarkan kinerja 5 tahun terakhir per 3 Desember 2012, bisa dikatakan bahwa prinsip Low Risk Low Return dan High Risk High Return tidak berlaku di rata-rata reksa dana di Indonesia.

Apa artinya Angka di Atas Bagi Investor?

Nah, terus bagaimana? Sebagai investor sebaiknya bagaimana menanggapi FAKTA di atas?

1. Tenang. Tidak perlu panik. Sebab teori yang kita pelajari bahwa prinsip Low Risk Low Return dan High Risk High Return TIDAK SALAH. Yang salah itu adalah persepsi bahwa 5 tahun = jangka panjang. Dalam penelitian yang pernah saya lakukan sebelumnya (http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/04/02/apakah-investasi-saham-jangka-panjang-pasti-menguntungkan/), diperoleh kesimpulan jangka panjang yang ideal adalah 15 tahun. Sebagai contoh, jika data di atas saya perpanjang menjadi 7 tahun, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:

Berikut perjalanan dari waktu ke waktunya

Jadi yang harus dibenahi adalah bahwa jangka panjang ternyata lebih panjang dari yang kita duga. Jika melihat grafik 7 tahun dan memperhatikan Annualized Risknya (Risiko) prinsip Low Risk Low Return dan High Risk High Return kembali berlaku.

2. Jika anda memiliki jangka waktu investasi 5 tahun, maka pilihannya tidak selalu harus reksa dana saham. Anda bisa tetap memilih reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap. Jika memang profil risikonya konservatif –  moderat, target return yang dibutuhkan tidak terlalu besar (karena modal investasi yang tersedia cukup besar tentunya), tujuan investasi memiliki sifat tidak bisa ditunda (contoh sekolah anak, dana pensiun untuk masa tua namun khusus buat yang sebentar lagi mau pensiun), maka tidak perlu memaksakan diri untuk ke reksa dana saham. Jadi, intinya adalah daripada memilih reksa dana berdasarkan jangka waktu, lebih baik berdasarkan tujuan dan karakter masing-masing investor.

Demikian sharing kali ini, semoga bermanfaat bagi anda semua.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

8 thoughts on “Apakah Prinsip Low Risk Low Return dan High Risk High Return Masih Berlaku Di Reksa Dana?

  1. Yth Bpk.Rudy

    Nice artikel pak, sayangnya saya agak kurang mengerti dengan kalimat berikut :
    “Seandainya kita menempatkan Rp 1 juta pada tanggal 3 Desember 2007 dan mengendapkannya selama 5 tahun masing-masing di reksa dana pendapatan tetap, campuran dan saham. Kemudian ketiga reksa dana tersebut dijual di harga per 3 Desember 2012, kira-kira berapa keuntungan anda? Untuk mempermudah saya akan memberikan pilihan:

    Pilihan RD Pendapatan Tetap RD Campuran RD Saham

    A Rp 20 juta Rp 40 juta Rp 60 juta

    B Rp 30 juta Rp 50 juta Rp 70 juta

    C Rp 40 juta Rp 50 juta Rp 80 juta

    Sebagai petunjuk, dengan asumsi return RD Pendapatan tetap 10%, Campuran 15% dan Saham 20% seperti yang digunakan dalam asumsi perhitungan perencanaan keuangan, maka secara teoritis, dana investor dengan konsep bunga berbunga 5 tahun, keuntungan yang diperoleh kira-kira 60 juta, 100 juta dan Rp 150 juta. Dan ini menjadi pilihan D. Putuskan pilihan anda baru lihat gambar di bawah ini.”

    Darimana angka2 dalam pilihan A,B dan C…dan apa hubungannya dengan pengandaian penempatan uang 1 juta selama 5 tahun?

    Mohon penjelasannya

    Rgds,
    Kiki

    Like

    1. Salam Kiky,

      Terima kasih atas koreksinya. Yang benar adalah seandainya kita menempatkan uang Rp 100 juta bukan Rp 1 juta. Akan segera saya koreksi.
      Maksudnya angka itu, misalkan kamu investasi Rp 100 juta 5 tahun yang lalu di reksa dana pendapatan tetap, campuran dan saham. Kalau sekarang kamu uangkan, kira2 keuntungan yang kamu terima berapa?
      Pertanyaannya bersifat tebakan. Jadi saya meminta pembaca untuk menebak salah satunya.

      Semoga bermanfaat. Terima kasih.

      Like

  2. Dear Pak Rudi,

    Belakangan saya sedang membaca artikel tentang reksadana, yang ingin saya tanyakan:
    1. Sebagai orang awam kapan kita bisa tahu waktu yang tepat untuk pembelian reksadana?
    Kabar yang terdengar bahwa harga produk2 reksadana akhir tahun sedang tinggi, Apakah sebaiknya jika ingin membeli reksadana menunggu bulan berikutnya, Let say :Awal tahun Januari atau Febuari?

    2. Adakah website terkait yang dapat memberikan informasi mengenai flow harga produk reksadana dr waktu ke waktu sehingga rumor “Akhir tahun dengan kenaikan harga” dapat diketahui denga jelas?

    Terima kasih informasinya

    Regards

    Like

  3. @Novy
    Yth Ibu Novy,

    Terkait dengan pertanyaan anda,
    1. Sebagai orang awam, sebaiknya fokus anda bukan pada “kapan” waktu yang tepat tapi “berapa” waktu yang tersisa untuk mencapai tujuan keuangan anda. Misalnya jika masih panjang, maka bisa dilakukan kapan saja. Berkaca pada pengalaman tahun 2008 dimana anda investasi di puncak2nya dan kena rugi 50%, banyak reksa dana yang sudah kembali bahkan untung. Sebaliknya jika jangka waktunya pendek, maka investasilah di jenis yang risikonya relatif kecil seperti campuran, pendapatan tetap atau pasar uang.
    Lagipula sangat sulit utk mendefinisikan tinggi, apakah dari rasio, apakah dari harga? Bagaimana kalau di Awal Januari atau Februari ternyata harga reksa dana sama atau lebih mahal dari sekarang? Apakah anda akan tetap masuk?

    2. Saya tidak begitu mengerti dengan rumor yang anda maksud. Namun untuk riset tentang window dressing yang mengasumsikan ada kenaikan harga setiap akhir tahun bisa anda baca di http://www.panin-am.co.id/Resources/Forms/Statistik%20Window%20Dressing%202012.pdf sementara untuk harga reksa dana lengkap seIndonesia yang bisa dipercaya, anda bisa menggunakan website berlangganan http://www.infovesta.com.

    Semoga bermanfaat, terima kasih.

    Like

  4. Dear Bpk Rudiyanto,

    sebelumnya selamat tahun baru 2013, semoga tahun 2013 membawa outlook yg lebih positif lagi untuk dunia pasar finansial.
    Pak, saya tertarik dengan komentar bapak pada artikel di atas, dimana dari hasil analisa (analisa pertama) di atas, ternyata reksadana pendapatan tetap lah yang memberikan return paling tinggi dalam kurun waktu 5 tahun, dimana return nya bisa sampai +/- 67% atau mungkin sekitar 14% an p.a. Yang saya ingin tahu, apakah memang ada instrumen2 obligasi yang memberikan return sebesar itu di market? Karena setahu saya, return yang diberikan dr obligasi berkisar antara 8 s/d 10% an p.a, seperti misalnya ORI.

    Lalu, pertanyaan saya berikutnya, masih terkait dengan investasi di obligasi, sebetulnya apakah lebih menguntungkan untuk ber investasi pada reksadana pendapatan tetap atau lebih baik kita investasi secara langsung di instrument obligasi seperti ORI / obligasi lain yg menawarkan return yg lbh tinggi? 

    Terima kasih sebelumnya ya pak Rudi

    salam, 
    Felix

    Like

  5. @Felix
    Salam Felix,

    Selamat Tahun Baru 2013 juga. Semoga semua resolusi yang disusun dengan niat baik dan manfaat bagi orang banyak bisa tercapai di tahun yang akan datang.

    Pertama-tama 64% 5 tahun itu bukan sama dengan 14% per tahun, namun sekitar 10.80%. Utk detail bisa dibaca di http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2013/01/01/mengenal-lebih-dalam-return-dan-risiko-investasi-2/

    Kedua, kalau sekarang memang tidak ada ORI dan Obligasi Negara atau bahkan Obligasi korporasi yang Yieldnya 8% -10%. Namun itu sekarang, bukan berarti dulunya tidak ada. Jika dilihat kebelakang 5 tahun, pada tahun 2008 berserakan obligasi dengan yield belasan persen.

    Ketiga, return reksa dana pendapatan tetap ditentukan oleh yield dan kemampuan Manajer Investasi melakukan market timing. Jadi jika Market Timingnya hebat, meka bukan tidak mungkin bisa memberikan hasil jauh lebih besar dibandingkan Yield Obligasi yang normal.

    Di Obligasi, umumnya investor hanya berharap dari kupon karena tidak likuid, kecuali anda investor profesional. Sementara di reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi, kita tidak hanya membeli obligasi namun kita membeli “keahlian” dari Manajer Investasi melakukan pengelolaan obligasi. Jika tidak puas, bisa dijual kapan saja. Jadi Obligasi dan RD Pendapatan Tetap adalah 2 instrumen yang karakternya berbeda. Terkait mana yang lebih menguntukan tentu agak sulit dikatakan karena hasil dari suatu keahlian dari pengelolaan adalah bisa lebih baik atau lebih buruk dari jika investasi pasif. Berbeda dengan membeli obligasi yang kuponnya sudah pasti. Ini kembali ke masing-masing investor. Salah satu keunggulan RD Pendapatan Tetap adalah pada penghematan pajak. Jika investor normal harus membayar pajak 15%, jika RD Pendapatan Tetap cukup bayar 5%.

    Semoga bermanfaat. Terima kasih.

    Like

  6. Salam Pak Felix..

    pak ada yang ingin saya tanyakan… dalam kondisi apa prinsip High Risk & High Return tidak berlaku pak? karena selama ini yang kita kenal kan High Risk & High Return pada sebuah investasi…

    terima kasih pak

    Like

  7. @Putra
    Salam Putra,

    Prinsip di atas tidak berlaku jika kita melihat kinerja dalam jangka pendek. Sebagai contoh, jika hanya 1 tahun, ada kemungkinan return reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi daripada saham ketika suku bunga turun dan sebaliknya ketika suku bunga naik, terkadang fluktuasi harga di reksa dana pendapatan tetap bisa lebih tinggi daripada saham.

    Dalam jangka panjang, prinsip tersebut masih tetap berlaku.

    Semoga bermanfaat.

    Like

Leave a comment