Sell in May and Go Away, Mitos atau Fakta?

Kompas / Pexels

Mengacu ke Wikipedia, Sell in May and Go Away adalah suatu strategi investasi saham berdasarkan teori bahwa pada periode November hingga April kinerja saham lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan bulan lainnya.

Dalam strategi ini, saham dijual pada awal Mei dan hasil penjualannya disimpan dalam bentuk kas atau reksa dana pasar uang. Baru kemudian masuk lagi di pasar saham pada bulan November nanti.

Berdasarkan definisi di atas, strategi ini mengasumsikan bahwa dari bulan Mei – Oktober merupakan periode yang tidak baik untuk investasi di saham. Sebaliknya periode November – April merupakan periode terbaik untuk berinvestasi di saham.

Apakah kenyataannya memang demikian? Pembahasan berdasarkan data IHSG dari tahun 2001 adalah sebagai berikut.

Pertama, apakah bulan Mei merupakan bulan yang buruk untuk saham?

Bagi orang awam ketika mendengar kata Sell in May, seolah-olah bulan ini memang buruk bagi saham sehingga harus dijual.

Sumber : Infovesta, diolah

Berdasarkan data di atas, jika bulan terburuk IHSG adalah bulan yang paling banyak ruginya, maka seharusnya jatuh pada bulan Agustus dan November.

Sebab dari 20 tahun data pengamatan, tercatat IHSG 11 kali turun dan 9 kali naik pada kedua bulan tersebut. Probabilitas atau kemungkinan mengalami return positif adalah 45%,sementara untuk bulan Mei, tercatat naik 12 kali dan turun 8 kali, atau rasio bulan positifnya 60%.

Secara rata-rata, Agustus adalah bulan dengan rata-rata return paling kecil yaitu -1.81%. Sementara return bulanan terburuk pernah terjadi pada bulan Oktober dengan penurunan -31% pada tahun 2008 akibat krisis keuangan global.

Angka ini lebih dalam dari penurunan 16% pada Maret 2020, dimana terjadi krisis akibat pandemi COVID-19.

Yang menarik, bulan Desember adalah bulan yang tidak pernah negatif selama 20 tahun terakhir, bahkan di tahun terjadinya krisis besar seperti 2008 dan 2020.

Kesimpulannya, Mei bukanlah bulan dengan kinerja terburuk untuk pasar modal Indonesia.

Kedua, Apakah periode Mei hingga Oktober buruk untuk saham dan November sampai April tahun depan baik untuk saham?

Berdasarkan data historis adalah sebagai berikut

Sumber : Infovesta, diolah

Dari 20 tahun pengamatan data IHSG Mei – Oktober yang dianggap sebagai periode buruk bagi saham, tercatat IHSG naik 13 kali dan turun 7 kali. Jika dipersentasekan berarti probabilitas atau kemungkinan IHSG naik pada bulan Mei – Oktober adalah 65% sementara jika turun adalah 35%.

Karena angkanya di atas 50%, rasanya agak kurang tepat juga jika mau menyebut bahwa pada rentang Mei-Oktober ini sebagai periode yang buruk untuk saham. Pada tahun 2020 lalu saat ada pandemic COVID-19, IHSG naik.

Kemudian untuk 2018 dan 2019 memang IHSG turun. Tapi jika melihat 2016 dan 2017, IHSG naik pada periode yang sama.

Untuk periode November hingga April tahun berikutnya yang dianggap sebagai bulan terbaik untuk investasi saham, bisa dilihat bahwa dari 20 tahun pengamatan, IHSG naik 16 kali dan turun 4 kali. Jika dipersentasekan, berarti probabilitas atau kemungkinan naik adalah 80%, sementara jika turun adalah 20%.

Angka ini cukup tinggi dan bagus. Dari 4 kali yang meleset, hanya tahun November 2007 – April 2008 dan November 2019 – April 2020 yang penurunannya signifikan hingga puluhan persen. 2 kalinya lagi hanya turun tidak sampai 1%.

Jadi kalau tidak ada krisis besar, memang bulan November hingga April memberikan rata-rata return yang lebih bagus.

Kesimpulan berdasarkan data historis, periode Mei – Oktober belum tentu merupakan periode yang buruk untuk saham karena probabilitas return positifnya 65%. Artinya secara historis lebih sering naik daripada turun.

Sementara periode November hingga April adalah periode yang baik untuk saham karena probabilitas yang lebih tinggi yaitu 80%.

Perlu diperhatikan bahwa investasi di saham atau reksa dana berbasis saham seharusnya lebih berorientasi jangka panjang di atas 5 tahun. Penurunan harga justru dapat dimanfaatkan untuk masuk karena mendapatkan harga rata-rata yang lebih murah.

Semoga bermanfaat

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Instagram : https://www.instagram.com/rudiyanto_zh/

Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog

Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh

Belajar Reksa Dana : www.ReksaDanaUntukPemula.com

Advertisement

One thought on “Sell in May and Go Away, Mitos atau Fakta?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s