Buy and Hold Vs Market Timing : Studi Kasus Relative Strength Index

Money Multiple sign

Pada bulan Maret Lalu, saya membuat tulisan tentang studi kasus Buy and Hold Vs Market Timing menggunakan metode Simple Moving Average. Sebagai informasi, Simple Moving Average adalah salah satu dari metode analisa teknikal.

Dan metode analisa teknikal merupakan salah satu cara yang digunakan oleh investor untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk masuk dan keluar. Dengan kata lain, bagi investor yang melakukan market timing, momentum jual beli salah satunya ditentukan dengan analisa teknikal.

Kesimpulannya, dengan menggunakan 2 kombinasi yang dipergunakan dalam artikel tersebut, hasil daripada buy and hold ternyata masih jauh lebih baik daripada menggunakan metode SMA. Meski demikian, banyak orang masih tetap menyukai market timing.

Argumennya banyak, mulai dari tidak sabar untuk investasi jangka panjang, keyakinan bahwa market timing tetap lebih baik, rasa “puas” karena berhasil menebak pasar, ada juga yang beranggapan masih ada banyak metode market timing lainnya yang diyakini lebih baik dibandingkan strategi buy and hold. Fokus saya adalah pada metode lainnya tersebut. Apakah dengan metode lain, strategi investasi Market Timing akan lebih baik daripada Buy and Hold?

Dalam studi kasus kali ini, metode yang saya pergunakan adalah metode Relative Strength Index (RSI) yang merupakan salah satu metode analisa teknikal modern. Mari kita buktikan apakah metode ini akan lebih baik daripada metode sebelumnya atau tidak.

Menurut Investopedia RSI adalah

A technical momentum indicator that compares the magnitude of recent gains to recent losses in an attempt to determine overbought and oversold conditions of an asset.

RSI = 100 – 100/(1 + RS)

RS = Rata-rata harian kenaikan / rata-rata harian penurunan.

Secara sederhana, metode RSI adalah suatu metode untuk menentukan kapan harga suatu saham dikatakan terlalu banyak dibeli orang sehingga harganya akan turun (Overbought) atau kapan suatu saham terlalu banyak dijual orang sehingga harganya akan naik (Oversold).

Keyakinan yang dipakai adalah jika saham terlalu banyak dibeli, berarti harganya sudah naik terlalu tinggi, selanjutnya harga akan turun. Sebaliknya ketika terlalu banyak dijual, sehingga harga sudah mendekati dasar (bottom), maka selanjutnya harganya akan naik.

Dalam menghitung, berarti ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama angka daripada RSI dan yang kedua Titik dimana dinyatakan Oversold atau Overbought.

Perhitungan RSI

Untuk perhitungan angka RSI menggunakan asumsi 14 hari karena merupakan angka yang paling sering digunakan. Jika kita baca tentang literatur RSI, penggunaan RSI berkisar dari 7 hingga 20 hari. Perhitungan RSI dengan menggunakan data IHSG adalah sbb

Perhitungan RSI IHSGSetelah angka RSI telah diperoleh, selanjutnya, kita bisa menampilkan angka RSI dalam bentuk grafik sbb

RSI 2013

Pada grafik di atas, kita bisa melihat bahwa angka RSI 14 hari IHSG selama tahun 2013 bergerak di kisaran 30an – 80an.

Penentuan Overbought dan Oversold

Berdasarkan berbagai sumber yang saya baca, memang tidak ada teori yang menyatakan pada titik berapa harga dianggap oversold atau overbought. Namun secara umum, angka dianjurkan adalah 30 – 70 atau 20 – 80. Meski demikian, investor diperbolehkan menggunakan kombinasi angka2 lain yang dianggap lebih representatif. Dengan menggunakan angka 30 – 70, berarti ketika angka RSI menyentuh 30 dikatakan saham sudah Oversold sehingga merupakan saat yang tepat untuk masuk (Buy). Sebaliknya ketika RSI menyentuh angka 70, berarti saham dikatakan sudah Overbought sehingga merupakan saat yang tepat untuk keluar (Sell).

Untuk kepentingan simulasi, saya akan mencoba menemukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian atau penjualan di tahun 2013 dengan menggunakan patokan 30 – 65. Kalau digrafikkan adalah sebagai berikut

RSI Buy SellPada gambar di atas, ketika RSI berada di Buy Area (RSI di bawah 30), maka merupakan saat yang tepat untuk membeli. Ketika berada di Sell Area (RSI di atas 65), maka merupakan saat yang tepat untuk menjual. Pada kasus di atas, terdapat periode dimana IHSG berada dalam Sell Area selama beberapa waktu yaitu dari bulan Februari hingga Maret 2014.

Sama juga, periode bulan Juli, selama beberapa hari, IHSG berada dalam Buy Area (RSI di bawah 30). Untuk kepentingan simulasi, maka saya mengasumsikan pada hari pertama RSI di atas 65, maka investor langsung melakukan penjualan. Sama juga, ketika RSI pertama kali menyentuh angka 30, maka investor langsung melakukan pembelian.

Dengan metode tersebut, logikanya investor pertama kali masuk ketika IHSG pertama kali menyentuh RSI 30 dan menjualnya ketika IHSG menyentuh RSI 65. Apabila sinyal Sell muncul duluan, maka itu berarti investor tidak melakukan pembelian sampai sinyal buy muncul.

Dengan simulasi tersebut, ternyata investor hanya 1 kali melakukan transaksi jual beli pada tahun 2013 yaitu pada 11 Juni 2013 di harga 4610 dan menjualnya di 19 September 2013 di harga 4671 atau mengalami keuntungan 1.32%. Gambarnya bisa dilihat di bawah.

Simulasi RSIIHSG RSIPada periode yang sama, jika anda melakukan buy and hold selama 2013, maka keuntungan yang anda peroleh adalah -0.98% lebih rendah dibandingkan hasil market timing yang sebesar 1.32%. Jadi pada tahun 2013, bisa dikatakan metode Market Timing dengan cara RSI mampu mengalahkan metode Buy and Hold.

Namun jika kita perhatikan angkanya, memang tidak luar biasa sekali. Selisihnya tidak sampai 2%. Bagaimana hasilnya jika kita bandingkan dalam jangka panjang?

Dengan menggunakan konsep yang sama, maka hasil simulasi investasi berdasarkan RSI 14 dengan ketentuan Buy 30 Sell 65 untuk data 10 tahun terakhir IHSG adalah sebagai berikut

Tanggal IHSG Indikator RSI Gain / Loss
10-May-04 707 Buy 8.63%
6-Jul-04 768 Sell
25-Apr-05 1,020 Buy 8.43%
14-Jun-05 1,106 Sell
19-Aug-05 1,088 Buy 2.89%
2-Dec-05 1,119 Sell
15-Aug-07 2,029 Buy 14.01%
19-Sep-07 2,313 Sell
22-Jan-08 2,295 Buy 9.43%
19-May-08 2,511 Sell
15-Jul-08 2,215 Buy -35.10%
5-Jan-09 1,437 Sell
25-May-10 2,514 Buy 19.03%
16-Jul-10 2,992 Sell
24-Jan-11 3,346 Buy 9.94%
31-Mar-11 3,679 Sell
9-Aug-11 3,735 Buy 4.61%
4-Jan-12 3,907 Sell
16-May-12 3,981 Buy 6.95%
14-Sep-12 4,257 Sell
11-Jun-13 4,610 Buy 1.32%
19-Sep-13 4,671 Sell
Total 50.14%

Sebagai perbandingan, apabila anda menggunakan metode buy and hold, dalam 10 tahun terakhir (31 Desember 2003 – 31 Desember 2013), anda mendapatkan return kurang lebih 518%. Dengan metode RSI di atas, anda hanya dapat sepersepuluhnya. Dibandingkan dengan metode Simple Moving Average pada artikel sebelumnya yang menghasilkan 167% dan 213%.

Meski demikian, sama seperti Simple Moving Average, penggunaan hari dan batas buy dan sell area yang berbeda bisa menghasilkan akurasi yang lebih baik. Untuk itu, saya kembali melakukan pengujian dengan kombinasi lain yaitu RSI 7 dengan batas 20 – 80 dan RSI 20 dengan batas 30 – 70

RSI 7 Batas 20 – 80 RSI 20 Batas 30 – 70
Tanggal IHSG Indikator RSI Gain / Loss Tanggal IHSG Indikator RSI Gain / Loss
3-Feb-04 730 Buy 4.90% 16-Mar-04 716 Buy 13.22%
12-Feb-04 766 Sell 20-Apr-04 811 Sell
1-Mar-04 759 Buy 1.65% 18-Apr-05 1,060 Buy 4.31%
6-Apr-04 772 Sell 14-Jun-05 1,106 Sell
5-May-04 758 Buy -3.93% 22-Aug-05 1,076 Buy 6.97%
27-May-04 728 Sell 7-Dec-05 1,151 Sell
15-Jul-04 745 Buy 4.69% 8-Jun-06 1,241 Buy 8.27%
2-Sep-04 780 Sell 11-Jul-06 1,344 Sell
13-Dec-04 936 Buy 5.42% 16-Aug-07 1,909 Buy 16.61%
23-Dec-04 987 Sell 14-Sep-07 2,226 Sell
29-Mar-05 1,070 Buy 3.86% 22-Jan-08 2,295 Buy 19.47%
7-Apr-05 1,112 Sell 22-Feb-08 2,741 Sell
18-Apr-05 1,060 Buy 0.76% 14-Mar-08 2,383 Buy 5.06%
6-May-05 1,068 Sell 22-May-08 2,504 Sell
18-May-05 1,040 Buy 2.18% 31-Oct-08 1,257 Buy 7.05%
30-May-05 1,063 Sell 22-Dec-08 1,345 Sell
15-Aug-05 1,118 Buy -3.38% 3-Feb-09 1,304 Buy 10.10%
8-Sep-05 1,080 Sell 24-Mar-09 1,436 Sell
21-Sep-05 1,044 Buy 3.77% 3-Nov-09 2,334 Buy 13.04%
3-Oct-05 1,083 Sell 21-Jan-10 2,638 Sell
25-Oct-05 1,062 Buy 0.39% 25-May-10 2,514 Buy 16.33%
22-Nov-05 1,066 Sell 23-Jun-10 2,925 Sell
19-May-06 1,393 Buy -6.43% 22-Sep-11 3,369 Buy 12.52%
22-Jun-06 1,303 Sell 31-Oct-11 3,791 Sell
17-Jul-06 1,284 Buy 4.16% 16-May-12 3,981 Buy 0.28%
28-Jul-06 1,337 Sell 2-Jul-12 3,992 Sell
11-Jan-07 1,704 Buy 6.67% 24-Jun-13 4,429 Buy 3.28%
22-Jan-07 1,817 Sell 30-Oct-13 4,575 Sell
31-Jan-07 1,757 Buy 2.80% Total 136.50%
20-Feb-07 1,806 Sell
28-Feb-07 1,741 Buy 4.18%
26-Mar-07 1,814 Sell
23-Nov-07 2,584 Buy 4.02%
30-Nov-07 2,688 Sell
17-Dec-07 2,665 Buy 3.04%
28-Dec-07 2,746 Sell
22-Jan-08 2,295 Buy 14.50%
31-Jan-08 2,627 Sell
4-Mar-08 2,635 Buy -5.96%
28-Mar-08 2,478 Sell
3-Apr-08 2,238 Buy 4.97%
18-Apr-08 2,349 Sell
23-Jun-08 2,363 Buy -3.56%
29-Jul-08 2,279 Sell
11-Aug-08 2,134 Buy 0.51%
28-Aug-08 2,145 Sell
5-Sep-08 2,023 Buy -6.87%
24-Sep-08 1,884 Sell
6-Oct-08 1,649 Buy -17.13%
5-Nov-08 1,366 Sell
13-Nov-08 1,260 Buy 14.10%
5-Jan-09 1,437 Sell
14-Jan-09 1,387 Buy -5.52%
12-Mar-09 1,310 Sell
18-Jun-09 1,951 Buy 5.88%
2-Jul-09 2,066 Sell
2-Sep-09 2,286 Buy 9.95%
7-Oct-09 2,513 Sell
28-Oct-09 2,355 Buy 4.81%
16-Nov-09 2,469 Sell
27-Jan-10 2,565 Buy 0.65%
17-Feb-10 2,581 Sell
21-May-10 2,623 Buy 7.63%
4-Jun-10 2,823 Sell
30-Nov-10 3,531 Buy 6.13%
10-Dec-10 3,748 Sell
17-Dec-10 3,582 Buy 3.29%
29-Dec-10 3,699 Sell
11-Jan-11 3,455 Buy 3.08%
7-Mar-11 3,562 Sell
10-Jun-11 3,788 Buy 1.13%
28-Jun-11 3,830 Sell
5-Aug-11 3,922 Buy 2.03%
7-Sep-11 4,001 Sell
19-Sep-11 3,755 Buy -2.12%
13-Oct-11 3,675 Sell
25-Nov-11 3,637 Buy 3.17%
6-Dec-11 3,753 Sell
11-May-12 4,114 Buy -6.17%
13-Jun-12 3,860 Sell
30-Aug-12 4,026 Buy 3.36%
10-Sep-12 4,161 Sell
21-Dec-12 4,250 Buy 3.51%
3-Jan-13 4,399 Sell
7-Jun-13 4,865 Buy -2.98%
18-Jul-13 4,720 Sell
1-Aug-13 4,624 Buy -5.38%
13-Sep-13 4,376 Sell
30-Sep-13 4,316 Buy 3.27%
9-Oct-13 4,457 Sell
Total 75.05%

Dengan menggunakan RSI periode yang lebih pendek (7 Hari), memang transaksi menjadi lebih sering. Namun ternyata tidak semua transaksinya untung. Dalam banyak kasus, investor juga harus melakukan cutloss. Namun secara total, return yang dihasilkan meningkat menjadi 75%.

Dengan menggunakan RSI periode yang lebih panjang (20 Hari), tingkat akurasi dan keuntungan meningkat. Secara umum, transaksi menjadi lebih jarang dan total keuntungan meningkat menjadi 136%. Meski demikian, kedua metode di atas tetap masih di bawah metode Buy and Hold.

Mungkin saja, jika anda menggunakan periode RSI dan batas jual beli yang berbeda, anda bisa mendapatkan kombinasi yang keakurasian dan keuntungannya lebih baik. Namun jika menggunakan hasil yang ada, bisa dikatakan metode RSI tidak menghasilkan tingkat return yang lebih baik dibandingkan buy and hold dan bahkan masih kalah dibandingkan Simple Moving Average.

Secara teoritis, kelemahan RSI yang lain adalah indikator ini terkadang berada dalam buy atau sell area dalam waktu lama. Sehingga meskipun indikator menunjukkan tanda-tanda harus menjual, harganya masih terus naik dan sebaliknya.

Perbandingan Buy and Hold, Simple Moving Average dari artikel terdahulu dan RSI adalah sebagai berikut

Periode IHSG 31 Desember 2003 – 31 Desember 2013
Strategi Investasi Tingkat Return Frekuensi Transaksi
Metode Buy and Hold 518% 1x
Simple Moving Average Kombinasi 9 dan 50 167% 26x
Simple Moving Average Kombinasi 10 dan 40 213% 32x
Relative Strength Index 7 Batas 20 – 80 75% 45x
Relative Strength Index 14 Batas 30 – 65 50% 11x
Relative Strength Index 20 Batas 30 – 70 136% 14x

Dari 2 studi kasus dengan menggunakan metode analisa teknikal yang berbeda, ternyata metode Buy and Hold sejauh ini masih lebih baik dibandingkan market timing. Saya akan menjajal metode analisa teknikal yang lain lagi. Sampai ada metode yang lebih baik, boleh dikatakan buy and hold masih lebih dibandingkan daripada market timing.

Demikian artikel kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk anda semua. Mohon maaf juga jika dalam beberapa bulan ini posting blog ataupun reply comment agak lama karena memang ada banyak event yang diselenggarakan oleh perusahaan. Yang paling dekat ini,Batam 25 – 27 April Pameran keuangan di Nagoya Hill, dan di Jakarta ada 2 event yaitu hari Sabtu 26 April Workshop Reksa Dana + Market Outlook dan Minggu 27 April Capital Market Run. Untuk kedua acara di Jakarta, pendaftaran masih dibuka. Silakan kalau ingin datang ya.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Sumber Gambar : istockphoto.com

Sumber Data : Panin Asset Management dan Yahoo Finance

Referensi : http://stockcharts.com/help/doku.php?id=chart_school:technical_indicators:relative_strength_in

Advertisement

9 thoughts on “Buy and Hold Vs Market Timing : Studi Kasus Relative Strength Index

  1. Kalau boleh tau, metode buy and hold yg digunakan adalah pembelian di tgl berapa pak tepatnya? 1 jan 2003 hingga 31 des 2013 atau bagaimana?

    Bagaimana kalau kita jajal strategi buy and hold ini dikombinasikan dgn “Sell on May and go Away”? Jika kita beli disaat market bagus2nya di 1 nov lalu dijual di 30 april. Dalam 10 thn terakhir kira2 apa hasilnya bisa lebih tinggi dr 518%? Terima kasih.

    Like

  2. Siang pak, apakah metode ini cocok diaplikasikan untuk membandingkan return dari buy and hold / market timing untuk harga emas LOCO juga?

    Like

  3. iya jadi begini pak, maaf kurang jelas, apakah perhitungan RSA untuk strategy buy and hold ini dapat diaplikasikan untuk harga emas fisik? dan apabila ya, bisakah saya bandingkan dengan RSA dari strategy market timing dari harga emas loco?
    singkatnya saya ingin tau perbandingan returnnya apabila saya berinvestasi untuk jangka panjang (15 tahun) di emas fisik scr buy and hold, dan emas loco dgn market timing dengan metode yang sama.

    terima kasih sekali lagi Pak

    Like

  4. @Saras
    Malam Saras,

    Pertanyaan saya, apakah kamu punya data harga emas fisik hingga 10 – 15 tahun terakhir ?
    Apakah harga emas fisik itu adalah harga emas ANTAM yang benar-benar harga pasar atau cuman harga asumsi ?
    Apa itu emas Loco ? Bagaimana cara membelinya ?

    Like

  5. iya pak, saya kebetulan ada harga history dari emas antam 15 tahun terakhir..
    saya menggunakan harga emas antam sebagai patokan

    sedangkan yang dimaksud emas loco adalah emas yang ditransaksikan secara kontrak dalam pasar derivative pak.. dan harga patokannya dari Loco London Gold

    Like

  6. @Saras
    Kalau begitu, perlu diketahui bahwa harga emas ANTAM itu ada harga beli dan harga jualnya. Dan untuk transaksi penjualan, harga yang digunakan harga harga jika kita menjual emas yang biasanya bisa lebih rendah beberapa persen dibandingkan harga beli. Jadi menurut saya anda tidak bisa menggunakan satu harga saja. Tapi harus disesuaikan harga jual dan beli.

    Namun jika anda tetap mau menggunakan satu harga saja, ya tidak apa2 juga. Saya sudah kemukakan kelemahannya.

    Kemudian terkait harga emas di kontrak derivatif, setahu saya transaksi di pasar derivatif itu tidak bisa buy and hold. Tapi harus ditransaksikan dalam 1 hari atau kalau lebih kena bunga. Untuk itu, metode investasi yang lebih dari 1 hari untuk pasar derivatif menurut saya tidak cocok.

    Semoga bermanfaat.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s