Sell in May and Go Away, Mitos atau Fakta ?

Dalam dunia pasar modal, ada suatu teori atau strategi investasi yang dikenal dengan nama Sell in May and Go Away. Jika hanya membaca namanya, sering sekali strategi tersebut diterjemahkan sebagai menjual kepemilikan sahamnya pada bulan Mei. Apakah benar demikian? Dan apakah strategi tersebut cukup akurat ?

Mengacu ke Wikipedia, sebenarnya Sell in May and Go Away adalah suatu strategi investasi saham berdasarkan teori bahwa pada periode November hingga April kinerja saham lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan bulan lainnya.

Dalam strategi ini, saham dijual pada awal Mei dan hasil penjualannya disimpan dalam bentuk kas atau reksa dana pasar uang. Dengan demikian, daripada melakukan strategy Buy and Hold dalam jangka panjang, sebaiknya investor melakukan perubahan alokasi setiap 6 bulan.

Strategi ini mengindikasikan bahwa periode November – April adalah periode terbaik untuk investasi saham, sementara periode Mei – Oktober adalah periode yang buruk untuk berinvestasi di saham.

Secara kebetulan, memang untuk periode November – April bertepatan dengan kejadian seperti Window Dressing pada bulan Desember, January Effect pada bulan Januari dan publikasi laporan keuangan pada bulan Maret – April. Meskipun tidak selalu, biasanya pada bulan tersebut lebih banyak berita positifnya.

Untuk mengetahui apakah strategi ini cukup akurat atau tidak, saya melakukan penelitian berdasarkan data historis dari tahun 2001 – 2018. Langkah-langkah dan hasilnya adalah sebagai berikut :

  1. Menentukan data penelitian yaitu IHSG periode Mei 2001 – Oktober 2018.
  2. Membagi data return saham menjadi Mei – Oktober dan November – April (tahun berikutnya)

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan 2 hal, apakah kinerja IHSG pada Mei – Oktober itu selalu negatif dan pada bulan November – April (tahun berikutnya) selalu positif?

Data untuk periode Mei – Oktober sebagai berikut :

Sumber: Infovesta.com, diolah

Pada tabel di atas, jika return lebih kecil daripada 0% (rugi) maka akan diberikan label “Benar”, sementara jika return positif (dimana seharusnya negatif) akan diberikan label “Salah”.

Berdasarkan teori Sell in May and Go Away, periode Mei – Oktober adalah periode terburuk untuk investasi saham. Berdasarkan penelitian dari tahun 1998 – 2018, tingkat ketepatan atau akurasinya hanya 38%.

Selama 21 tahun periode pengamatan, hanya 8 kali return IHSG negatif pada periode tersebut. Sisanya sebanyak 13 kali IHSG membukukan kinerja positif pada periode Mei – Oktober.

Untuk itu, investor jangan merasa takut untuk berinvestasi pada periode yang disebabkan oleh teori Sell in May and Go Away karena akurasinya yang rendah di Indonesia. Meski demikian, harus diakui bahwa pada saat teori ini benar, kerugian potensial yang dapat dihindari mencapai di atas 10% kecuali tahun 2018.

Return Periode November – April

Sumber: Infovesta.com, diolah

Pada tabel di atas, jika return lebih besar daripada 0% (untung) maka akan diberikan label “Benar”, sementara jika return negatif (dimana seharusnya positif) akan diberikan label “Salah”.

Berdasarkan teori Sell In May and Go Away, periode November – April adalah periode terbaik untuk investasi saham. Berdasarkan data IHSG dari tahun 1997 – 2018, tingkat keakurasinya mencapai 71%. Dari 21 periode pengamatan, 15 di antaranya membukukan kinerja positif.

Berdasarkan 2 periode pengamatan di atas, bisa disimpulkan bahwa teori Sell In May and Go Away tidak sempurna. Akurasinya dalam menebak periode buruk bagi saham adalah hanya 38%, sementara untuk menebak periode baik bagi saham mencapai 71%.

Teori Sell in May and Go Away ini bisa benar, bisa juga tidak. Apakah nanti di Mei – Oktober 2019 akan negatif? Secara statistik, kemungkinannya adalah 38%. Dengan data historis dimana setiap tahun politik IHSG selalu positif dan kemungkinan akan ada penurunan tingkat suku bunga BI Rate dan atau Fed Fund Rate, seharusnya peluang IHSG untuk mengalami kenaikan akan lebih besar.

Mau melakukan atau tidak kembali ke masing-masing investor. Silakan mengambil keputusan yang paling nyaman menurut anda. Alternatifnya, untuk investor jangka panjang sebenarnya strategi investasi jangka panjang yang efektif adalah dengan investasi secara rutin atau autodebet. Tidak perlu pusing, tidak perlu khawatir, pokoknya setiap bulan investasi.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog

Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh

Belajar Reksa Dana : www.ReksaDanaUntukPemula.com

Advertisement

One thought on “Sell in May and Go Away, Mitos atau Fakta ?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s